Berdetak Hingga Dinihari, Menikmati Santap Sahur Murah Meriah Cendana

0

AKTIVITAS perkuliahan masih berlangsung selama Ramadhan. Bagi para mahasiswa yang tak pulang kampung dan menempati kos, menjadi peluang bagi para penjaja dan pemilik warung untuk menyajikan menu santap sahur dan berbuka puasa.

POSISI kawasan Kayutangi yang memiliki banyak kampus, terbesar adalah Universitas Lambung Mangkurat (ULM) dan Universitas Islam Kalimantan (Uniska) MAB, STIE Indonesia serta kampus lainnya. Sedari lama, kawasan pusat kuliner murah meriah Cendana tetap jadi pilihan utama.

Warung yang biasanya buka pada pagi hingga sore hari sekitar pukul 14.00 Wita, mengubah durasi waktu dari sore hingga dinihari, sebelum imsyak. Sepanjang Jalan Cemara I, II, III, dan IV, serta Jalan Cendana di belakang Gedung Sultan Suriansyah, warung-warung yang menyediakan aneka menu santap sahur sudah buka. Sejak tengah malam, warung-warung ini sudah berdetak dengan menu-menu andalannya.

BACA : Sahur Bersama, Gubernur Ajak Warga Jaga Kerukunan Umat Beragama

Warung Makan Dahlia, salah satu warung yang menjadi pilihan mahasiswa untuk bersantap sahur. Letaknya yang cukup strategis karena berdekatan dengan kampus, tiap dinihari sudah ramai dikunjungi mahasiswa dan warga sekitar.

Begitupula, Warung Makan Bu Darmi. Di tempat ini, para penyantap sahur bisa memilih menu masakan khas Jawa dan Banjar. Meski termasuk kelas rumah makan, harganya masih ramah di kantong. Bedanya, di warung ini, para pembeli melayani sendiri atau bebas memilih menu sesuai kebutuhan dan selera alias prasmanan.

“Selama bulan Ramadhan ini, saya santap sahur pasti pindah-pindah. Maklum, mahasiswa harus hemat dan mencari yang murah. Asalkan kenyang dan bergizi,” tutur Saiful, mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis ULM Banjarmasin kepada jejakrekam.com, Minggu (19/5/2019) dinihari.

BACA JUGA : Tradisi Bagarakan Sahur, Kultur Banjar Semarakkan Dinihari Ramadhan

Mahasiswa asal Kaltim ini mengaku sudah lama bersahur dengan menu-menu yang ada di warung sepanjang Jalan Cemara dan Cendana. Ini karena harganya murah, serta mudah untuk mencari menu yang sesuai selera.

Begitu pula, Yanti, mahasiswi FKIP ULM mengaku setahun lalu lebih suka bersahur di Kawasan Wisata Kuliner Gang Pengkor. Sayang, menurut dia, saat ini kawasan kuliner itu telah tutup, sehingga terpaksa kembali lagi ke warung sepanjang Jalan Cendana dan Cemara.

“Kalau dulu di Kawasan Wisata Kuliner Gang Pengkor itu, semua menu ada. Tapi, syukurnya, sekarang saat dinihari masih ada puluhan warung yang buka menyediakan santap sahur. Masakannya pun beragam, sesuai selera dan harganya cukup murah. Ya, tidak sampai Rp 20 ribu per porsi,” tandas mahasiswi asal Kalteng ini.(jejakrekam)

 

Penulis Asyikin
Editor Didi GS

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.