Jalan Kaki Menerabas Hutan Meratus Antar Logistik Pemilu ke Desa Juhu dan Aing Bantai

0

DENGAN berjalan kaki menyusuri kaki bukit Pegunungan Meratus, logistik pemilu dikirim ke desa terpencil yang ada di Kecamatan Batang Alai Timur, Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) sejak Minggu (14/4/2019) lalu.

UNTUK sampai ke Desa Juhu dan Aing Bantai harus ditempuh dengan jalan kaki selama 18 jam. Medan yang berat membuat para petugas yang mengangkut logistik pemilu dalam kotak suara dibungkus plastik hitam, harus menerabas lebatnya pepohonan hutan tropis di kaki Pegunungan Meratus.

Perjuangan PPS dan Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) Desa Juhu dan Aing Bantai ini patut diapresiasi. Mereka pun dikawal petugas aparat TNI dan Polri bersenjata guna menjamin keamanan selama dalam perjalanan yang berawal dari Kota Barabai.

BACA : Sosialisasi Pemilu, Lima Daerah Terpencil di Kalsel Disasar KPU

Selanjutnya dari kantor KPU Hulu Sungai Tengah (HST), logistik itu dikirim ke Kecamatan Batang Alai Timur berjarak sekitar 51,2 kilometer, memakan waktu 1 jam 30 menit lebih melintasi Jalan Swadaya, pada Sabtu (13/4/2019).

Baru pada Minggu (14/4/2019), petugas gabungan PPS Desa Juhu dan Desa Aing Bangkai diawasi Panwas kedua desa dan aparat TNI dan Polri berangkat pada Minggu (14/4/2019). Diperkirakan tiba pada Senin (15/4/2019), karena harus berjalan kaki selama 18 jam.

BACA JUGA : Program KAT Angkat Harkat Ekonomi Warga Pedalaman

Dengan bentang alam yang jalan naik turun perbukitan, kebugaran para petugas pun harus tetap terjaga. Inilah mengapa KPU HST pun terus memantau perkembangan pendistribusian logistik pemilu ke desa adat itu. Apalagi, kotak suara itu harus diangkut satu per satu oleh petugas yang dikirim ke sana. Tak hanya lebatnya hutan, arus sungai dengan jeram juga harus dilalui.

“Petugas yang mengantarkan logistik pemilu ke dua desa terpencil di Kecamatan Batang Alai Timur ini patut kita apresiasi. Begitu besar perjuangan mereka, karena harus berjalan kaki demi suksesnya Pemilu 2019 di kawasan yang terisolir moda transportasi darat itu,” kata Ketua KPU HST Johransyah kepada jejakrekam.com, Selasa (16/4/2019).

Menurut Johransyah, ada lima kotak suara yang dikirim ke Desa Juhu. Sedangkan ke Desa Aing Bantai ada 10 kotak suara lengkap dengan logistik lainnya diperlukan TPS di sana.

BACA LAGI : Kearifan Lokal Masyarakat Dayak Meratus Terkepung Industri Sawit dan Tambang

Johransyah mengungkapkan di Desa Aing Bantai yang dihuni masyarakat adat Dayak Meratus itu, terdapat dua TPS yakni TPS 01 dengan pemilih terdiri dari 50 pemilih laki-laki dan 38 pemilih perempuan. Sedangkan di TPS 02, ada 29 pemilih laki-laki dan 24 pemilih perempuan, totalnya 53 pemilik hak suara.

“Sedangkan, untuk TPS di Desa Juhu, terdapat satu TPS terdiri dari 138 pemilih, yakni 69 pemilih laki-laki dan 69 pemilih perempuan. Kedua desa ini memang masuk skala prioritas agar warga yang punya hak suara bisa menyalurkan hak konstitusinya seperti warga HST umumnya,” pungkas Johransyah.(jejakrekam)

 

Penulis Siti Nurdianti
Editor Didi GS

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.