Bisnis Properti Batola Turut Terdampak Penutupan Jembatan Sungai Alalak

0

SELAMA dua tahun pembangunan Jembatan Sungai Alalak akan digarap konsorsium PT Wijaya Karya-PT Pandji Bangun Persada. Berangka Rp 264,5 miliar dari Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) tahun anggaran 2018-2020, jembatan model cable stayed akan membentang di Sungai Alalak, menggantikan jembatan rangka baja yang ada.

EFEK dari pembangunan jembatan yang jadi ikon baru di Kalimantan Selatan penghubung Jalan Brigjen H Hasan Basry, Kayutangi Ujung dengan Jalan Trans Kalimantan, Handil Bakti, Barito Kuala ini, adalah pemukiman warga di kawasan kota penyangga Banjarmasin itu.

Ini karena akses satu-satunya hanya bisa dilintasi lewat Jalan Tembus Perumnas terkoneksi lewat Jembatan Sungai Alalak II ke kawasan Terminal Handil Bakti, baik dari arah luar maupun masuk Kota Banjarmasin.

BACA : Penutupan Jembatan Sungai Alalak Bakal Pengaruhi Distribusi Barang

Salah satu sektor yang akan berpengaruh adalah industri property atau perumahan. Ditengarai para calon pembeli yang bekerja di Banjarmasin berpikir dua kali untuk mengajukan kredit rumah di kawasan Barito Kuala, khususnya di Kecamatan Alalak. Utamanya, di Handil Bakti, Desa Semangat Dalam dan kawasan Jalan Gubernur Syarkawi yang kini diserbu komplek perumahan baru.

Seperti diungkapkan Ahmad Ali. Karyawan salah satu perusahaan swasta di Banjarmasin ini mengaku berpikir ulang untuk membeli rumah di daerah Batola, terutama di wilayah perbatasan dengan kota.

Kepada jejakrekam.com, Rabu (3/4/2019), Ahmad Ali mengaku sudah lama mengimpikan membeli rumah walau pun harus mencicil atau kredit melalui jasa pinjaman perbankan.

“Saya beberapa waktu lalu sempat bertanya dengan Bank BTN, rumah yang dikreditkan, salah satu yang menarik adalah perumahan di Desa Semangat Dalam karena uang DP-nya murah dan angsurannya ringan,” ucap Ahmad Ali

BACA JUGA : Ahli Utama Intakindo Pertanyakan Amdal Lalin Jembatan Sungai Alalak

Namun karena pembangunan jembatan, Ali pun mengurungkan niat untuk mengajukan kredit rumah di kawasan Batola karena khawatir berhadapan dengan kemacetan saat berangkat bekerja atau pulang kerja dari atau ke Kota Banjarmasin.

Sementara itu, Ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) Real Estate Indonesia (REI) Kalsel, Royzani Syahrie meyakini pembangunan Jembatan Sungai Alalak yang baru tidak akan berdampak signifikan dengan penjualan real estate di kawasan Alalak.

“Sebab, para pengembang sudah memikirkan alternatif marketing menyasar calon pembeli di tengah hanya ada satu akses darat menuju Batola,” ucap Royzani Syahrie.

BACA LAGI : Perubahan Arus Lalin di Kayutangi Perlu Antisipasi Konflik Publik

Menurut dia, meski ada pengaruh, namun tidak terlalu besar apalagi pertumbuhan industri property di Batola masih positif diterima pasar. Ia menyebut rata-rata ada 3.000 unit properti dibangun di Batola. Hanya saja, Royzani tidak mengetahui secara terperinci jumlah riil perumahan yang telah dibangun daerah Batola berdekatan dengan Kota Banjarmasin.

Royzani justru mengkhawatirkan biaya logistik yang membengkak karena distribusi material dari Kota Banjarmasin tidak lagi bisa melewati Jembatan Sungai Alalak II.  “Dari segi biaya mungkin membengkak karena material diangkut memutar ke Jalan Achmad Yani Km 17, Gambut,” tandas Royzani.(jejakrekam)

Penulis Ahmad Husaini
Editor Didi GS

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.