Menilik Empati di Kelayan, Kampung “Langganan” Kebakaran

0

SORE itu, Selasa (19/3/2019) Kelayan kembali berkobar karena si jago merah. Arul berlari kencang menuju sebuah rumah kontrakan. Dikepalanya berkelebat sosok tua Abah Bri, kakek 60 tahun yang sedang mengalami stroke.

KETIKA  Arul tiba, ternyata rumah itu sudah penuh asap dan Abah Bri sedang terbaring tak bisa berbuat apa-apa. Arul pun langsung membawa kakek tersebut ke tempat yang aman. Keduanya selamat dari musibah kebakaran.

BACA: Peduli Desa Terpencil, MRI Balangan Gelar Aksi Kemanusiaan

“Alhamdulillah bisa menyelamatkan Abah Bri, beliau adalah tamu di RT kami karena anaknya akan melangsungkan pernikahan pekan ini,” ucap Arul yang tak lain adalah Ketua RT 2 di Gang Madrasah Kelayan A. Lelaki 49 tahun itu juga mengaku bersyukur karena semua keluarganya telah selamat, meskipun kini harta yang tersisa hanyalah baju di badan saja.

“Semoga ada yang mau meringankan beban kami dengan memberi bantuan bahan-bahan bangunan, agar kami bisa membangun rumah kembali,” harapnya.

BACA JUGA: ACT MRI Sambangi Korban Kebakaran di Pelambuan

Berangkat dari asa kepedulian, Aksi Cepat Tanggap (ACT) – Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) Kalimantan Selatan berkolaborasi dengan Komunitas Kalsel Peduli menyambangi korban kebakaran yang berjumlah 35 KK. Mereka mengantarkan bantuan logistik dan pakaian.

Yayan Selamat (63) salah satu warga yang rumahnya tak luput menjadi korban kebakaran mengaku senang dengan bantuan yang diberikan. “Alhamdulillah sembako ini kami perlukan untuk bertahan karena dapur umum sudah ditutup, terima kasih,” ucap Yayan.

BACA LAGI: MRI Banjarbaru Bersama Engineer Bites Charity Terbitkan Bahagia untuk Sesama

Sementara itu, Ketua Komunitas Kalsel Peduli Suharyanto berharap bantuan tersebut dapat menghadirkan kebahagiaan ditengah musibah yang dialami para korban. Selain itu, Ia juga menyampaikan terimakasih kepada ACT-MRI atas kerjasama yang terjalin. “Semoga sinergitas ini terus dapat berkesinambungan dan berkelanjutan,” tegasnya.

Koordinator Program ACT Kalsel Muhammad Budi Rahman menyatakan bahwa hal ini adalah bentuk sinergi kemanusiaan agar manfaat yang dirasakan lebih besar.  “Karena pada dasarnya setiap bencana atau persoalan kemanusiaan membutuhkan keterlibatan seluruh pihak dan kemitraan setiap elemen masyarakat,” ujar Budi.

Kebakaran di Jl Kelayan A Banjarmasin memang bukan yang pertama kali. Kawasan padat penduduk itu kerap mengalaminya. Penyebabnya bisa karena kompor gas yang meledak ataupun akibat arus pendek listrik. Api cepat berkobar karena pemukiman rumah warga yang padat dan terbuat dari kayu.

Meski kerap mengalami musibah kebakaran, warga Kelayan tak lantas kehilangan nurani kemanusiaannya. Arul telah menunjukkan itu beberapa waktu yang lalu.(jejakrekam)

Penulis Retno Sulisetiyani

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.