Libatkan Pelajar dan Masyarakat, KPU HST Gelar Lomba Madihin dan Bapandung

0

GERAKAN sadar pemilu terus digaungkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Hulu Sungai Tengah (HST) dengan menggandeng semua elemen masyarakat setempat. Bersama Pemkab HST dan Forkompinda, KPU pun menggelar lomba kreasi pentas seni yang melibatkan para pelajar dan masyarakat umum di Lapangan Dwi Warna, Barabai yang dibuka resmi, Sabtu (23/3/2019).

ADA dua lomba yang digelar KPU HST untuk menyosialisasikan perhelatan Pemilu 2019, khususnya di kalangan pemilih pemula seperti madihin dan bapandung. Untuk lomba bapandung sendiri digelar di halaman Balai Rakyat HST, Barabai.

Bapandung sendiri merupakan teater tradisional Kalsel yang menghimpun aneka cerita dari mamanda, japin carita, wayang gong dan lainnya. Lomba ini pun melibatkan sekolah yang ada di Kabupaten HST, sehingga para pandung mengekspresikan diri terkait dengan kepemiluan.

BACA : Jhon Tralala, Ikon Penghibur Serba Bisa Tanah Banjar dan Penerus Datu Madihin

Ketua KPU HST Johransyah mengungkapkan dengan lomba kreasi pentas seni daerah ini diharapkan bisa melestarikan warisan budaya yang berkembang di tengah masyarakat Kalsel, khususnya HST serta turut menggiatkan sosialisasi Pemilu 2019.

Ada 32 peserta yang mengikuti lomba madihin dan bapandung dari kalangan pelajar dan umum. Untuk dewan juri bapandung dipercayakan kepada sastrawan Barabai, Rahmiyati, Gusti Indra Setyawan (seniman asal Tabalong). Sedangkan, madihin ditangani penilaian oleh Jumairi (seniman dan pakar) dan Ahmad Arifullah (seniman). Hadiah yang diperebutkan dalam lomba totalnya Rp 10 juta.

“Kami yakin peran budaya sangat penting dalam membangun kesadaran masyarakat khususnya pentingnya pemilu. Apalagi, budaya bapandung atau teater monolog ini sangat jarang ditampilkan, jadi masyarakat HST bisa mengetahui warisan budaya yang ada di Kalsel,” tutur Johransyah kepada jejakrekam.com, Sabtu (23/3/2019).

BACA JUGA : Dipantau Kapolres HST, Pelipatan Surat Suara Butuh Waktu 15 Hari

Dia berharap ajang pemilu bisa menjadi wahana untuk membangun gagasan dan budaya, bukan menonjolkan politisasi SARA, ujaran kebencian, politik uang, serta tindakan lainnya dalam sirkulasi pergantian pemimpin dan wakil rakyat.

“Kita ingin agar Pemilu 2019 berjalan aman dan lancar, tanpa melupakan warisan budaya yang begitu luhur dan memiliki nilai dan pesan moral yang begitu dalam. Seperti madihin dan bapandung yang harus dilestarikan, karena budaya membangun kewarasan dan akal sehat,” tandas Johransyah.(jejakrekam)

Penulis Siti Nurdianti
Editor Didi GS

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.