Ada Surat Braille, Gambar Gunung, Mahasiswi HST di Taiwan Resah Meratus Dijamah

0

ADA beragam cara untuk menuangkan keluh kesah, ketakutan dan tentu saja asa agar Pegunungan Meratus tersisa di Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) bisa terselamatkan dari ancaman tambang batubara dan sawit. Digagas Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Kalsel dan Koalisi Masyarakat Sipil untuk menulis surat kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).

PARA penyandang disabilitas seperti Misruddin, tak mau ketinggalan. Dia menulis surat dengan huruf braille kepada Presiden Jokowi. Meski tunanetra, Misruddin tetap berharap agar Presiden Jokowi bisa mendengarkan suara masyarakat kecil, khususnya penyandang disablitas untuk mencabut izin pertambangan di Pegunungan Meratus.

“Kami minta Pak Presiden Jokwi tidak memberi kesempatan bagi penambang dan penebang hutan yang membuat kami menderita. Terutama, hutan Meratus di Hulu Sungai Tengah. Janganlah kami yang sudah menderita ditambah menderita lagi karena kekurangan udara dan air bersih akibat dibukanya tambang batubara dan penebangan hutan,” tulis Misruddin dalam suratnya di atas selembar kertas dengan huruf Braille.

Bagi dia, seorang pejabat pemerintah jangan diam diri saja seperti kerbau diikat hidungnya, tanpa gerak, sehingga justru membuat rakyat menderita. “Kami mohon agar Bapak Presiden Jokowi tak membiarkan lagi pembukaan tambang batubara dan penebangan hutan,” kata Misruddin.

BACA : Minta Jokowi Selamatkan Meratus, Lebih 1.000 Surat Dibawa ke Jakarta

Begitu Nurhayati. Seorang tunanetra lainnya meminta siapa pun yang nanti terpilih dalam Pilpres 2019 ini, bisa bertindak nyata dan langsung dirasakan rakyat kecil, Menurut Nurhayati, sebagai rakyat kecil hanya ingin udara sejuk, lingkungan nyaman, damai serta sejahtera. “Anak-anak kami bisa bersekolah, udara sejuk dan air bersih itu sudah cukup bagi kami sebagai rakyat kecil. Kami bersyukur dan bahagia,” ucapnya.

Lain lagi Ikhsanul Sodikin. Dirinya berkirim surat sebagai penyandang tunanetra kepada Presiden Jokowi maupun calon presiden agar tidak memberi izin tambang, dan hanya hidup enak-enak di dalam ruangan ber-AC.

“Padahal, rakyat merasakan panas akibat pertambangan yang tidak diperhitungkan. Sampai sekarang, kami merasakan udara dan air Meratus, walau saya tak pernah melihat keindahan Meratus,” tulis Iksanul Sodikin dalam suratnya dengan nada puitis.

Tak hanya dalam bentuk surat. Adapula adanak-anak sekolah dasar yang menggambar gunung dan hutan Meratus, seraya menuliskan #SaveMeratus. Ia pun menulis sisakan satu permata di tanah kami.

BACA JUGA : Sikap Tegas Presiden Jokowi untuk Cabut Izin Tambang Ditunggu Warga HST

Surat juga datang dari Yogyakarta, yang menggambarkan Meratus sebagai paru-paru kehidupan. Sedangkan, mahasiswi asal HST Anita Shalelah yang tengah menimba ilmu di Taichung University, Taiwan, dalam suratnya menggambarkan suasana hati yang resah dan gelisah jika Pegunungan Meratus di tanah kelahirannya ditambang.

Secara berjenjang, surat yang terkumpul lebih dari seribu lembar itu diserahkan ke Direktur Walhi Kalsel Kisworo Dwi Cahyono dan selanjutnya ke Direktur Eksekutif Nasional Wahi, Nur Hidayati. Berikutnya,  Nur Hidayati akan membawa surat untuk Presiden Jokowi diserahkan ke Kantor Sekretariat Presiden di Jakarta.

“Semoga semua surat itu dibaca Pak Presiden, sehingga beliau bisa mengambil sikap tegas untuk menyelamatkan Meratus,” kata Manajer Kampanye Walhi Kalsel, Rizqi Hidayat.(jejakrekam)

 

Penulis Siti Nurdianti
Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.