Perancang Busana Nabil Salim Pesan Pengrajin Sasirangan Berani Berkreasi

0

PERANCANG busana asal Banjarmasin, Nabil Salim mendadak dikerubungi para pengrajin kain sasirangan saat berada di Balai Kota, Kamis (7/3/2019). Dalam Forum Diskusi Sasirangan dalam rangkaian hari kedua Banjarmasin Sasirangan Festival (BSF) 2019, banyak motivasi dan tips diberi para fashion designer, konsultan bisnis dan produk bagi para pengrajin kain khas Banua itu.

SAAT sejumlah pengrajin sasirangan meminta pencerahan, Nabil Salim pun berpesan jika ingin kain sasirangan setara dengan produk serupa nasional agar dikenal mendunia, tentu perlu keberanian.

“Jangan takut rugi bahan untuk bereksperimen membuat percobaan misalnya dengan menggunakan katun sutra untuk sementara. Jika gagal, coba lagi sampai menghasilkan karya yang cukup bisa dijual di pasar dunia,”  ucap Nabil Salim.

BACA :  Wagub Kalteng Puji BSF, Sekdaprov Kalsel Ingin Kain Sasirangan Mendunia

Dirinya pun membuka diri, jika para pengrajin memiliki karya ingin dibuat rancangan busana atau model. Termasuk, berkonsultasi serta mengamati tren busana yang berkembang kekinian.

“Nah, jika desain itu bagus, jangan langsung dipamerkan. Stok dulu yang banyak dan memastikan desain tersebut bernilai jual tinggi,” tutur Nabil.

Bagi dia, jika ingin membuat sesuatu, jangan sampai meniru milik orang lain. Hal ini dilakukan agar tetap menjaga harga diri sebagai seorang pengrajin. “Nah, budaya meniru karya orang lain itu membuat para pengrajin kain sasirangan sulit untuk mendunia. Jangan lihat kanan kiri dulu,” tegas Nabil.

BACA JUGA :  Kusdini Nurdiati Nilai Visual dan Kreasi Sasirangan Sudah Bagus

Menurut dia, ketika sudah yakin dengan buatan sendiri, silakan meminta pendapat atau masukan dari para desainer yang mengetahu tren dan selera pasar.

“Kalau ternyata sudah bagus dan layak dipasarkan, sekali lagi simpan dulu sembari menunggu stok karya yang banyak. Ini untuk mengantisipasi agar karya kita tak ditiru atau diplagiat,” tuturnya.

Nabil menganalogikan jika karya itu mendapat respon positif dari pasar, tentu jika dipasarkan dalam jumlah banyak bisa meraup untung besar. “Kita bisa mengetahui selama ini perlindungan untuk hak cipta di Banjarmasin masih belum bisa. Makanya, banyak karya yang ditiru orang,” tandasnya.(jejakrekam)

 

Penulis Arpawi
Editor Didi GS

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.