Menristekdikti : Revolusi Industri 4.0, Peran Manusia Digantikan Kecerdasan Buatan

0

KULIAH umum sang Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan (Menristekdikti) Mohamad Nasir di depan ratusan civitas akademika Universitas Lambung Mangkurat (ULM) di Banjarasin, Selasa (5/3/2019) berlangsung serius tapi santai.

MANTAN Rektor Universitas Diponegoro (Undip) Semarang ini pun memberi pencerahan dalam kuliah umum bertajuk meningkatkan kinerja tridharma perguruan tinggi di era disrupsi. Hal ini berkelindan dengan era industri digital atau 4.0 yang penuh tantangan di antaranya distrupsi, kecerdasan buatan, star up hingga unicorn.

“Di era industri 4.0 ini, pelan-pelan peran manusia akan digantikan robot dan kecerdasan buatan. Untuk menjawab tantangan ini, tentu civitas akademika ULM harus menguasai teknologi agar bisa beradaptasi dengan perkembangan zaman,” tutur Nasir.

BACA :  Usai Diresmikan Menristekdikti, Plafon Gedung Baru ULM Ambruk

Guru besar akuntansi ini mengatakan responsif perguruan tinggi sangat penting dalam mengikuti perkembangan zaman, demi melahirkan lulusan berkualitas, kompetitif, berkarakter, terampil dan berjiwa enterpreneur di era revolusi industri 4.0.

“Makanya, Kemenristekdikti telah menyediakan kurikulum di era industri 4.0, yakni kurikulum berbasis literasi data, teknologi dan manusia,” ujar Nasir.

Pria yang juga aktif di ormas Islam Nahdlatul Ulama (NU) ini menyebut hal serupa telah dilakoni Taiwan. Negara itu telah mewajibkan seluruh mahasiswa baru untuk mengambil kuliah programming, termasuk data analyst dan artificial intelligent.

“Begitu juga Korea Selatan. Bagaimana pun, revolusi industri 4.0 melahirkan peluang di sektor ekonomi digital yang mengalami perkembangan pesat,” paparnya.

BACA JUGA :  Menristekdikti Klaim 12 Gedung Baru ULM Buah Kerja Keras Jokowi

Dia mencontohkanplikasi transportasi inline GoJek yang sudah menjadi perusahaan digital raksasa dengan nilai perusahaan mencapai 1,3 miliar dolar Amerika Serikat.

“Saya sempat bertemu dan berbicara dengan pendiri GoJek Nadiem Makarim, ia baru berusia 34 tahun dan sudah masuk jajaran orang terkaya di Indonesia. Kalau dia bisa, saya yakin kalian juga bisa asal belajar dengan giat dan pantang menyerah,” kata Nasir disambut tapuk tangan audiens.

BACA LAGI :  Menuju Akreditasi A, ULM Dikunjungi 6 Asesor dari BAN-PT Kemenristekdikti

Di akhir pemaparan, Nasir menyakan apakah ada mahasiswa IPK sempurna atau 4.0, baik mahasiswa dari sain dan tekonologi maupun sosial humainiora, akan tetapi tak ada satu pun mahasiswa yang maju. “Ada yang ber-IPK 3,9 lebih, ayo silakan maju kedepan jangan malu-malu,” ucapnya.

Kemudia ia memberikan laptop kepada lima mahasiswa dengan capaian indeks prestasi kumulatif (IPK) tertinggi di ULM.(jejakrekam)

Penulis Ahmad Husaini
Editor Didi GS

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.