Mobilitas Tinggi, Jembatan Kuin Tak Sanggup Lagi Menampung

0

KONDISI Jembatan Kuin yang berstruktur rangka baja itu dinilai tak representatif lagi. Ini karena, tingkat pertumbuhan penduduk di kawasan Jalan HKSN, Kuin Utara serta kawasan pendukung lain, makin padat, sehingga tak mampu menampung arus lalu lintas yang begitu gemuk.

MANTAN Ketua DPRD Kota Banjarmasin H Rusian berpendapat sudah saatnya Jembatan Kuin yang menghubungkan Kelurahan Kuin Utara dan Kuin Cerucuk itu segera diperlebar.

“Mobilitas warga yang menyeberang ke Jembatan Kuin ini sudah terlalu tinggi. Ini karena jembatan tersebut menjadi akses satu-satunya penghubung kedua kelurahan, ini belum ditambah arus masuk dan keluar dari kawasan Alalak dan sekitarnya,” ucap Rusian kepada jejakrekam.com, Minggu (3/3/2019).

BACA :  Jembatan Ulin Kuin Selatan Sudah Lapuk, Diganti Beton Senilai Rp 9,4 Miliar

Menurut dia, kondisi Jalan HKSN yang terakses ke Jalan Perdagangan dan Jalan Kuin Utara juga telah diperlebar, sehingga sudah sepatutnya Jembatan Kuin harus didesain ulang. Apalagi, posisi jembatan itu berada di dekat Komplek Makam Raja Banjar, Sultan Suriansyah.

“Tak pantas jika Jembatan Kuin masih sempit, jadi harus diperlebar. Karena ada tiga arus yang datang ke Jembatan Kuin, dari arah Alalak, HKSN dan Kuin Utara sendiri yang kini banyak berdiri komplek perumahan,” kata warga Alalak Selatan ini.

Ketua DPD Partai Demokrat Kalsel ini menyebut ketika ada truk besar atau truk pengangkut kayu dari arah pusat produksi kayu tradisional di Alalak naik ke Jembatan Kuin, maka kemacetan pasti tak terhindarkan.

“Malah, banyak angkutan yang melebih tonase jalan lingkungan turut melintas. Lihat saja, kondisi Jembatan Kuin sudah tak seperti yang dulu,” ucap politisi Partai Demokrat ini.

Akhirnya, menurut dia, saban hari di kawasan Jembatan Kuin itu muncul ‘pak ogah’ yang mengatur arus masuk dan keluar bagi pengendara, agar bisa bergantian melintasi jembatan di atas Sungai Kuin itu. “Karena terjadi penumpukan kendaraan di atas Jembatan Kuin, jelas sangat membahayakan,” papar Rusian.

BACA JUGA :  Diawali Orang Bugis, Tajau Kuin Pernah Menembus Pasar Seni Bali

Sementara itu, Kepala Bidang Jembatan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Banjarmasin, H Rustam mengakui kondisi Jembatan Kuin yang tak mampu lagi menampung mobilitas dan kepadatan arus lintas di kawasan itu.

“Untuk tahun ini, Jembatan Kuin belum pasti diganti. Memang ada rencana diganti dengan jembatan beton, sehingga tak lagi menggunakan jembatan rangka baja seperti sekarang,” kata Rustam.

Menurut dia, rencananya tahun ini, Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Disperkim) Kota Banjarmasin akan membebaskan beberapa bangunan rumah yang berada di samping oprit Jembatan Kuin.

“Baru pada 2020 akan disusun detail engineering design (DED) untuk pembangunan Jembatan Kuin dengan beton. Yang pasti, untuk pembangunan fisiknya, dananya masih dicarikan,” katanya.

BACA LAGI :  Dua Jembatan Bersejarah; Pasar Lama dan Sudimampir, Kokoh di Usia Uzur

Menurut Rustam, bisa saja nanti Pemkot Banjarmasin mengusulkan sumber pembangunan Jembatan Kuin yang baru dari dana alokasi khusus (DAK) Kementerian PUPR.

“Hanya saja, untuk DAK Kementerian PUPR diperuntukkan untuk bangun satu jembatan saja. Jadi, belum bisa dipastikan apakah nanti pada 2020 akan dibangun jembatan baru di kawasan itu,” imbuhnya.(jejakrekam)

 

Penulis Asyikin
Editor Didi GS

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.