Wilayah Paling Terdampak Basirih, Pulau Bromo dan Sungai Andai

0

PERBAIKAN pipa distribusi air baku yang bocor di Jalan Gubernur Syarkawi, Sungai Tabuk, Sabtu (16/2/2019), dipastikan akan memakan waktu cukup lama. PDAM Bandarmasih pun memperkirakan pasokan air bersih baru normal pada Senin (18/2/2019) nanti.

KHUSUS wilayah Basirih, Pulau Bromo di Kecamatan Banjarmasin Selatan dan Sungai Andai, Banjarmasin Utara dipastikan Direktur Operasional PDAM Bandarmasih Supian, akan paling terdampak, ketika distribusi air bersih sudah normal di beberapa wilayah.

“Posisi daerah ini paling ujung dalam layanan jaringan pipa air bersih PDAM Bandarmasih. Jadi, wilaya Basirih, Pulau Bromo dan Sungai Andai agak sedikit lambat normal, dibandingkan daerah lainnya,” kata Direktur Operasional PDAM Bandarmasih, Supian kepada jejakrekam.com, Sabtu (16/2/2019).

BACA :  Perbaikan Pipa Bocor di Jalan Gubernur Syarkawi Diprediksi Selesai Malam Ini

Menurut dia, air leding akan mengalir normal ke rumah-rumah pelanggan baru bisa dua  hari ke depan, tepatnya pada Senin (18/2/2019) nanti. Ini mengingat, di lokasi pipa yang pecah berada di posisi jalan tak beraspal di samping ruas jalan utama Jalan Gubernur Syarkawi atau Lingkar Utara, Sungai Tabuk.

“Kondisi jalan yang labil dan hanya pengerasan tanah biasa sehingga diperlukan perbaikan pipa yang cukup ekstra, dibandingkan dengan jalan keras dan beraspal,” katanya.

Terlebih, menurut Supian, ruas jalan itu dilintasi angkutan berat seperti truk pengangkut sawit, sehingga membuat tekanan jalan tak labil dan mengalami pergeseran. Akibatnya, pipa besar milik PDAM Bandarmasih akhirnya patah akibat tekanan beban jalan.

“Hal serupa juga terjadi di Jalan Sutoyo S yang dilintasi truk besar dari Pelabuhan Trisakti dan alat berat.  Faktor eksternal yang kebanyakan mengakibatkan kebocoran pipa air milik PDAM Bandarmasih, terutama yang ditanam di atas bahu jalan,” ucap Supian.

BACA JUGA :  Pipa Bocor di Jalan Gubernur Syarkawi, Air Leding Mendadak Mati Total

Menurut dia, saat pipa distribusi air baku yang menghubungkan Intake Sungai Tabuk dengan IPA Pramuka, awalnya tidak memperkirakan jika kawasan itu menjadi permukiman warga dan lintasan alat berat.

“Lokasinya juga berada di Kecamatan Sungai Tabuk, Kabupaten Banjar, jadi kami harus berkoordinasi dengan aparat setempat agar diberi rambu adanya jaringan pipa tertanam di ruas jalan itu. Itu memang risiko kita, karena ruas jalan itu ternyata dilewati truk besar dan alat berat,” ucap Supian.

Menurut dia, berbeda dengan luar negeri, justru ada jalur khusus perpipa meski harus ditanam di dalam tanah. Hal ini belum lagi, karena tiap tahun terjadi pelebaran jalan, seperti di ruas Jalan Achmad Yani depan kantor PDAM Bandarmasih.

Supian bercerita dulu sebelumnya pipa distribusi air leding itu berada di pinggir jalan, karena pelebaran jalan posisinya bergeser berada di tengah jalan. Kondisi ini diakui Supian, turut memicu cepatnya jaringan pipa PDAM Bandarmasih mengalami kebocoran, karena adanya tekanan beban jalan.

“Kami telah berkoordinasi dengan unit penyediaan air bersih melalui mobil tangki, termasuk melibatkan armada pemadam kebakaran. Jadi pelanggan yang diprioritaskan mendapat air bersih seperti rumah sakit, pusat perbelanjaan dan lainnya,” papar Supian.

Pantauan jejakrekam.com di lapangan, Sabtu (16/2/2019), tim teknis PDAM Bandarmasih terus melakukan penggalian dan mengganti pipa besar yang bocor dengan cara dipotong. kemudian dipasang sambungan baru.

BACA LAGI :  Walikota Janji Bangun Jembatan Gantung Pulau Bromo Bernilai Rp 32 Miliar

Sementara, Sakaruddin, warga Sungai Tabuk yang rumahnya berdekatan dengan lokasi bocornya pipa, tampak atap rumahnya hancur akibat diterpa air yang muncrat begitu besar dan tinggi.

“Saat itu, air datang tiba-tiba dari kamar, kami langsung kabur. Makanya, perabotan dalam rumah semuanya habis.Di antaranya, tiga telepon seluler dan barang elektronik, basah akibat air yang bocor dari pipa. Ya, kalau dihitung, total kerugiannya mencapai Rp 20 juta,” ungkap Sakaruddin.

Ia menceritakan kebocoran pipa air baku milik PDAM Bandarmasih terjadi pada Jumat (15/2/2019) sore, pukul 16.30 Wita.  “Baru, setelah Maghrib baru bisa dimatikan air yang menyembur seperti air mancur itu,” imbuhnya.(jejakrekam)

 

Penulis Arpawi
Editor Didi GS

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.