Strategi Berpikir Demokratis dengan Nikmat Akal Sehat

0

TAHUN politik, terdengar dan terlihat atraksi yang disajikan dengan berbagai ornament dan gendang yang bartalu-talu yang ditunjukkan oleh berbagai politisi dan akademisi serta masyarakat luas dengan menggunakan berbagai strategi dan media. Terutama media sosial yang hampir setiap hari terisi dengan kabar dan berita, baik yang hoax maupun realita dan fakta yang menampakkan kegembiraan berpikir demokratis dalam berpesta demokrasi di tahun politik sekarang ini.

MEDIA sosial yang online seperti Whatsapp, Facebook, Intagram dan Twitter telah mengubah cara orang melalukan strategi sosialisasi dan penyampaian pemikiran demokratis untuk suatu perubahan Indonesia kedepan  agar lebih maju, sejahtra dan berkeadilan merata.

Strategi sosialisasi dan penyampaian pemikiran dalam rangka mencerdaskan bangsa dengan memberdayakan nikmat akal sehat secara optimal yang beretika di tahun politik ini sangat dibutuhkan dan komitmen dari semua elemen bangsa. Ini agar tidak terjebak oleh virus perpecahan dan ketersinggungan pihak individu maupun komonitas dan kelompok yang dapat merusak dan menghancur toleransi dan persudaraan antar anak bangsa dalam berpikir demokratis.

Berpikir demokratis dengan memberdayakan nikmat akal sehat secara optimal merupakan suatu anungrah yang diberikan sang pencipta langit dan bumi dan diantara keduanya Yang Maha Agung dan Mulia  terhadap manusia.

BACA :  Media Sosial Pengaruhi Pola Tingkah Laku Masyarakat

Berpikir demokratis dengan nikmat akal sehat ini merupakan suatu potensi dalam diri manusia yang harus diberdayakan secara optimal agar menjadi cerdas, berkemajuan yang  beretika. Apabila manusia kurang memaksimalkan dalam berpikir demokratis dengan memberdayakan akal sehatnya, tentunya manusia akan mengamali hambatan dalam kemajuan berpikir demokratis.

BACA JUGA :  Bijak Bersosial Media, Stop Praktik Perundungan

Beberapa hal yang patut diperhatikan saat melakukan sosialisasi dan penyampaian pemikiran, baik saat orasi, diskusi, maupun ceramah tertutama dalam menggunakan media online, Whatsapp, Facebook, Intagram dan Twitter, agar tidak terkena virus perpecahan dan intoleransi antar individu, suku, komunitas dan antar agama yakni dengan Strategi Berpikir Demokratis dengan Nikmat Akal Sehat mencakup:

  1. Memberdayakan berpikir demokratis dengan nikmat akal sehat secara optimal, niat yang benar dan baik dalam berdemokrasi
  2. Memberikan edukasi yang mencerdaskan anak bangsa dalam berpikir demokratis dengan menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia
  3. Menggunakan kata yang bijak dan santun agar tercipta suasana kondusif, sejuk dan menyenangkan, kekeluargaan dan keutuhan bangsa dalam berdemokrasi
  4. Menghindari hoax dengan menjunjung tinggi kejujuran dan kedisiplinan berpikir demokratis dalam memberdayakan nikmat akal sehat
  5. Menghargai kebebasan penyampain pemikiran dan pendapat dengan nikmat akal sehat setiap invidu dan kelompok serta golongan dalam berpikir demokratis menuju terciptanya kemajuan yang berkeadilan merata.

Strategi berpikir demokratis dengan nikmat akal sehat akan menciptakan anak bangsa yang teredukasi dengan benar dan baik melalui pendengaran bunyi gendang dan penglihatan ornament yang menyejukkan dan menyenangkan semua elemen bangsa, sehingga akan  menambah dan memperkuat tali persaudaran,  perstuan dan kesatuan bangsa. Amiin Ya Rabbal Alamiin.(jejakrekam)

Penulis adalah Wakil Rektor I Uniska MAB

 

 

 

 

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.