Alokasi Dana Desa Akan Naik 2 Kali Lipat

0

BERTEMPAT di Halaman Balai Latihan Masyarakat Desa, Provinsi Bengkulu,  Rabu (6/2/2019), ribuan warga desa berkumpul yang terdiri dari  camat, kelompok tani, kader posyandu dan PAUD, pemerintah desa, BUMDesa, transmigran, petambak patin dan pendamping desa.

KEHADIRAN mereka tidak lain untuk mengikuti sosialisasi penggunaan Dana Desa Tahun 2019. Sosialisasi dan pengarahan penggunaan DD disampaikan langsung  Menteri Desa PDTT RI Eko Putro Sandjojo.

Pada kesempatan ini, Menteri Desa didampingi,  Gubernur Bengkulu dan Bupati Bengkulu Utara dan juga para pejabat tinggi madya Kemendesa serta staf ahli maupun staf khusus Menteri Desa.

BACA : 2018, Rp 304 Miliar Dana Desa Tak Terserap di Kalsel

Sebagaimana lazimnya acara kenegaraan, agenda sosialisasi dimulai dengan lantunan bersama lagu Indonesia Raya. Dilanjutkan dengan laporan kegiatan disampaikan Jajang Abdullah. Dalam sambutannya, Jajang menyampaikan rasa terenyuhnya saat menyaksikan Menteri Desa bersalaman dengan ratusan warga transmigran.

Karena 25 tahun yang lalu, Jajang mengaku pernah menjadi KUPT di Banjarmasin, sehingga merasakan betapa susahnya jadi transmigran di awal-awal kehidupanya di lokasi transmigrasi.

Tujuan kegiatan tersebut, yakni membangun sinergi dengan seluruh pihak jejaring Kemendesa dengan desa, dan memastikan akses permodalan dari BUMN dalam hal ini BNI. Dengan kata lain, kegiatan ini adalah untuk mendekatkan para offtaker dengan desa sebagai produsen barang ekonomi. “Peserta yang hadir saat ini sekitar 1.038 orang,”kata Jajang dalam laporannya.

Bupati Bengkulu Utara,  Mian, saat memberi sambutan memaparkan tentang keberhasilan desa membangun di daerah yang dipimpinnya. Dengan adanya dana desa, sekarang ini antardesa terkoneksi karena infrastruktur jalan dan jembatan sudah ada.

Dana Desa diakuinya, mampu berkontribusi menurunkan angka kemiskinan hingga menjadi 11 persen. Di hadapan Bupati dan seluruh hadirin, Mian berjanji dua tahun mendatang mampu menurunkan angka kemiskinan hingga single digit.

BACA JUGA : Agar Dana Desa Maksimal, DPMD Minta APBDes Tepat Waktu

Pada kesempatan itu juga diserahkan beberapa bantuan, di antaranya bantuan KUR 200-an warga yang secara simbolis diberikan kepada 6 BUMDesa. Kemudian, bantuan bibit patin dan bantuan local ecpnomic development sebesar Rp 1,5 miliar untuk pengembangan produk emping melinjo dan pengembangan industri produk kelapa untuk Desa Bumi Makmur.

Ada pula bantuan permodalan BUMDesa untuk 10 desa yang masing-masing menerima Rp 50 juta. Bantuan lain yaitu bantuan pengembangan sarana dan prasarana desa embung desa.

Dalam sambutannya, Menteri Desa bertanya. “Tahu nggak dana desa, ada gunanya nggak? Perlu dilanjutkan tidak”?. Serempak peserta yang hadir menjawab “tahu, ada gunanya dan sepakat terus dilanjutkan”.

BACA LAGI : Dijatahi Pusat Rp 27,5 Triliun, Dana Desa 2019 Naik Rp 1,506 Triliun

Meski dijawab demikian, Menteri Desa mengingatkan kembali bahwa masih ada desa yang kepala desa atau perangkat desanya yang hanya lulusan SMA. Tapi, imbuhnya, Presiden Joko Widodo tetap percaya kepada desa akan mampu mengelola dana desa dengan baik.

Presiden, lanjut Eko Sandjojo, telah meminta kepada Kemendikti untuk memberikan dampingan kepada desa sekaligus juga mengalokasikan beasiswa Program Bidikmisi (beasiswa) untuk warga desa, agar kualitas pendidikan orang desa naik.

Disampaikan pula, tentang komitmen Presiden Jokowi, yaitu berupa dukungan penguatan pendampingan dan penambahan alokasi DD dua kali lipat dari sebelumnya. “Alokasi DD direncanakan bertambah dua kali lipat,”ujar sang menteri.

Menurut pencermatan Mendes, desa diakui mampu mengelola DD dengan baik. Buktinya, dari alokasi Rp 60 triliun pada 2018, penyerapanya mencapai 99,03 persen secara nasional. Kini, pengelolaan DD diakui oleh dunia. Dalam waktu dekat, di Roma Italia di depan forum IFAD, Menteri Desa akan bicara di hadapan 100 perwakilan negara dunia menyampaikan tentang pembangunan desa di Indonesia.

KUNJUNGAN LAPANGAN

USAI melakukan sosialisasi penggunaan Dana Desa (DD) Tahun 2019, Menteri Desa melanjutkan kunjungannya ke Desa Padang Jaya. Di desa ini menteri meresmikan kawasan perdesaan agrominapolitan.

Perlu diketahui bahwa desa-desa di kawasan ini, dikenal dengan puan budidaya ikan patin. Dikatakan Menteri Desa, pihak Kemendesa telah membantu memfasilitasi masuknya investasi untuk mendukung produk minapolitan Padang Jaya, yakni dengan masuknya pabrik pengolahan ikan. Salah satu investornya yaitu PT Prima, sebuah perusahaan swasta yang sudah berpengalaman dalam usaha pengolahan ikan.

Dalam sambutannya, Menteri Desa juga menyampaikan soal krisis harga sawit dan karet kepada warga yang selama ini resah karena harga jual sawit dan karet yang rendah. Menurutnya, harga dipengaruhi resesi harga sawit dunia yang sedang tak menentu. Namun demikian pemerintah telah berusaha. “Sekarang sudah kelihatan kan harga TBS naik”? tanya menteri. “Ya sudah mulai naik,” sambut warga.

Terkait harga karet yang rendah, perlu direncanakan membuat pabrik ban pesawat di Palembang sehingga kelak karet bisa diserap di dalam negeri.

Dalam kesempatan tersebut, Menteri Eko membuka termin pertanyaan. Pertanyaan  pertama disampaikan oleh seorang kepala desa, Ali sadikin. Ali menyampaikan APBDesa di desanya hampir menyentuh Rp 1,4 miliar. Pembagian Dana Desa di Bengkulu Utara masih kurang adil, kata dia, karena jumlah penduduk dan warga miskin yang tidak sesuai dengan rumus. Ali mengusulkan untuk bisa disampaikan ke Kemenkeu RI.

Ali juga mengusulkan agar konektivitas antardesa dan antarkawasan lebih diperhatikan di Bengkulu Utara, karena masih banyak jalan dan jembatan yang belum diperbaiki. “Kami mohon di Bengkulu Utara dibuatkan pabrik karet. Di sini hanya ada dua, itu saja bersifat holding,”tandas Ali Sadikin.

“Memang tugas saya untuk melayani bapak ibu sekalian,” jawab Menteri Eko. Dia juga berjanji akan mengecek daftar penerimaan DD kepada menteri terkait. “Saran saya bikin pengolahan produk pasca panen. Kalau bisa BUMDEsa urus karet. BUMDesa nanti yang membeli karet dari pekebun biar nanti pemerintah yang membeli,”ujar Eko.

Usai sambutan, Menteri Desa berkesempatan meninjau rumah pajang yakni semacam vactory outlet yang memajang produk ekonoki lokal seperti hasil olahan produk pertanian dan kerajinan tangan.(jejakrekam)

Penulis Rilis
Editor Fahriza

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.