Banjarmasin Galakkan Gerakan 1.000 Tumbler

0

PEMKOT Banjarmasin terus berupaya mengurangi volume sampah plastik, salah satunya melakukan gerakan 1.000 tumbler atau botol minuman isi ulang yang digelar di Siring Menara Pandang, Jalan Piere Tendean.

WALIKOTA Banjarmasin Ibnu Sina menyatakan, ini merupakan kegiatan perdana dalam meminimalisasi sampah plastik melalui gerakan 1.000 sungai 1.000 tumbler, meski diakuinya saat ini ada beberapa masyarakat yang belum dapat.

Ibnu Sina menerangkan, jika tahun lalu, Banjarmasin perang sampah plastik dengan menggunakan pelarangan Perwali Nomor 18 tahun 2016. Teruntuk sekarang, ibukota Kalsel ini melakukan satu inovasi baru dalam mengurangi produksi sampah di sekolah, tempat kerja, bahkan ke masyarakat.

Mantan anggota DPRD Kalsel ini mengatakan, di awal tahun 2019, Pemkot berkeinginan melakukan sebuah gerakan bersama-sama dalam meminimalisir sampah plastik, seperti mengurangi pemakaian minum air kemasan dengan mengganti sebuah tumbler atau botol air isi ulang.

“Saya kemarin keliling ke beberapa sekolah. Mereka sudah menerapkan ini. Oleh karena itu saya berikan apresiasi kepada sekolah di Banjarmasin. Kemudian, saat hari ini bisa diketahui oleh masyarakat semuanya,” katanya.

BACA : Bawa Tumbler ke Sekolah, SMPN 4 Banjarmasin Dukung Gerakan Diet Plastik

Meskipun Banjarmasin sebagi kota pioner dalam pelarangan kantong plastik, Ibnu mengaku dalam program pemakaian minum air kemasan dengan mengganti sebuah tumbler ini sudah diterapkan di beberapa kota di Indonesia.

“Jadi, ada beberapa kota sudah menerapkan ini. Maka dari itu, kita ingin mengambil sesuatu yang baik dari orang lain di antaranya adalah mengurangi sampah plastik dengan menggunakan botol minum sendiri,” ucapnya.

Ibnu menambahkan, untuk sampah botol minum air kemasan yang ditukarkan oleh masyarakat itu nantinya akan masuk di 20 unit bank sampah dari 247 unit yang tersebar di 52 Kelurahan di Kota Banjarmasin.

Sementara, Salabiah mengaku kecewa karena tidak mendapatkan tumbler. Padahal dirinya mulai pukul 06.00 sudah berada di lokasi penukaran karcis. Ini mengingat, antreannya tidak disiplin.

“Harusnya diberi batas, biar masyarakat lebih aman dan bisa kebagian. Sebab antrenya semrawut,” ucapnya.

Setali tiga uang, Muhammad Syahreza yang bertugas membagikan tumbler dengan menukarkan sampah botol air kemasan ini menyebut, sudah melihat respon masyarakat di media sosial diakuinya sudah mempersiapkan seratus untuk antisipasi apabila membludak.

Namun, di luar dugaan masyarakat yang datang disebutnya hampir dua ribuan orang, sehingga panitia dadakan untuk menambah lagi sebanyak 150.

“Jadi totalnya 1.250. Dengan rincian untuk masyarakat umum sebanyak 550 unit, pelajar 500 unit, dan anggota bank sampah berjumlah 200 unit,” pungkas Muhammad Syahreza yang merupakan koordinator Kaki Kota.(jejakrekam)

Penulis Arpawi
Editor Andi Oktaviani

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.