Golkar Terlalu Kuat di Hulu Sungai

0

JIKA bercermin pada hasil Pemilu 2014 lalu, maka terlihat betapa dominannya Partai Golkar dalam merebut kursi yang ada di lembaga perwakilan rakyat yang berada di kawasan hulu sungai. Hanya di wilayah Hulu Sungai Selatan (HSS), keperkasaan Golkar mampu ditandingi partai lainnya.

DI KOTA dodol ini, PKS bertengger di posisi atas dengan mengoleksi 6 kursi, di bawahnya membuntuti Golkar dan NasDem yang sama-sama mengoleksi 5 kursi.

Di Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU), menempatkan posisi Golkar sebagai peraih kursi mayoritas dengan 13 kursi, Tapin 9 kursi, dan HST 8 kursi. Dominannya raihan kursi di tiga kabupaten ini/Tapin, HSS, HST (tergabung dalam dapil Kalsel 4/DPRD Provinsi Kalsel) berbanding lurus dengan raihan kursi Golkar untuk DPRD Provinsi yang meraih sebanyak 3 kursi.

Raihan kursi Golkar di kawasan hulu sungai ditambah Kabupaten Banjar dan Barito Kuala (Dapil Kalsel 1 untuk DPR RI), juga berbanding lurus dengan perolehan kursi Golkar di dapil ini dengan 2 kursi untuk DPR RI.

BACA :  Kader Golkar Harus Loyal dan Taat pada Instruksi Pimpinan

Tercatat, ada tiga kabupaten yang sama-sama menyumbang 13 kursi bagi Golkar, yakni Kabupaten Banjar, Barito Kuala, dan Hulu Sungai Utara. Bahkan di Barito Kuala, jika memakai sistem konversi suara “sainte lague” yang akan diterapkan di Pemilu 2019 ini, maka raihannya bisa mencapai 15 kursi alias 50 persen dari jumlah kursi yang tersedia.

Ada empat wilayah yang relatif sangat kompetitif dalam perebutan kursi di Pemilu 2014 lalu, yakni Tabalong, Balangan, HST, dan HSS. Di empat kabupaten ini partai yang di tingkat nasional tidak lulus ambang batas parlemen (parliamentary threshold) berhasil menempatkan wakilnya.

BACA JUGA :  Terganjal PKPU 20, Golkar Kalsel Tarik Satu Bacaleg Eks Koruptor

Di Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST),  Partai Bulan Bintang (PBB) berhasil meraih 3 kursi, dan PKPI dengan 2 kursi. Di Tabalong PBB berhasil meraih 2 kursi dan PKPI dengan 1 kursi. Di Balangan PBB dan PKPI sama-sama mengoleksi 2 kursi. Dan, di HSS PBB dan PKPI juga masing-masing merih 1 kursi.

Sebaliknya, di empat kabupaten ini beberapa partai yang lulus ambang batas nasional tidak mampu meraih kursi. Di Kabupaten HST, ada PKB dan Partai Demokrat tanpa kursi, di Kabupaten Tabalong malah PDIP tanpa kursi, di Kabupaten Balangan, giliran Partai Demokrat tanpa kursi, dan di Kabupaten HSS, ada PAN yang tanpa kursi.

Sedangkan, di Kabupaten Tabalong dan Balangan dari 12 partai yang resmi ikut Pemilu 2014, ada 11 partai yang mampu menempatkan wakilnya. Di Tabalong, Golkar dan PAN sama-sama meraih 5 kursi, sedangkan di Balangan Golkar meraih 7 kursi dan dibawahnya ada PPP dengan raihan 5 kursi.

BACA LAGI :  Hikayat Golkar, Hegemoni Politik yang Berakar

Tabalong dan Balangan dalam beberapa tahun terakhir ini memang sudah menjadi kawasan pertambangan dengan kaum pendatang (migran) yang cukup tinggi. Hal ini juga mendorong tingkat heterogenitas status sosial dan budaya masyarakatnya cukup tinggi, yang muaranya juga berdampak pada sikap politik warganya semakin terbuka dan beragam.

Dari semua kabupaten yang ada di hulu sungai, hanya Tapin yang masih tertahan jumlah kursinya, dari Pemilu 1999 hingga Pemilu 2019 ini (5 kali pemilu) jumlah kursinya hanya tersedia 25. Karena memang populasi penduduknya relatif stagnan dari pemilu ke pemilu.(jejakrekam)

Penulis adalah Aktivis Jaringan Demokrasi Indonesia (JaDI) Kalsel

Mantan Komisioner KPU Batola

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.