Didanai Rp 1,3 Miliar, 7 RT Kampung Melayu Disulap Jadi Kampung Biru

0

WAJAH perkampungan tradisional di bantaran Sungai Martapura terus didandani Pemkot Banjarmasin. Usai kampung hijau di Kelurahan Sungai Bilu, kini giliran Kampung Melayu dipermak menjadi Kampung Biru.

DANA untuk menyulap kawasan  yang semula kumuh pun cukup gede. Dikutip dari data dari LPSE Banjarmasin, proyek pembangunan penataan bangunan lingkungan perkotaan kampung tradisional tepian air/pinggir sungai digelontorkan dana sebesar Rp 1,7 miliar, bersumber dari APBD Banjarmasin tahun anggaran 2018.

Namun, begitu dilelangkan LPSE, pemenang tender proyek milik Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota Banjarmasin, yakni CV Tiga Sumber Rezeki menekan harga hingga Rp 1,3 miliar lebih.

“Kampung biru yang ada di Kampung Melayu itu bagian dari penataan kawasan kumuh di Banjarmasin. Tahun 2017 lalu, pemukiman warga di tepian Sungai Martapura, Kelurahan Sungai Bilu yang telah dijadikan kampung hijau, tahun 2018 giliran Kampung Melayu,” kata Walikota Banjarmasin Ibnu Sina kepada jejakrekam.com, usai mengikuti silaturahmi dengan Danrem 101/Antasari, Kolonel Inf Moch Syech Ismed di Markas Kodim Banjarmasin, Kamis (31/1/2019).

BACA :  Sejatinya, Bedah Kampung Hijau Sungai Bilu Menyeluruh

Menurut Ibnu Sina, tahun 2017, di kawasan Kelurahan Sungai Bilu yang didesain menjadi kampung hijau, telah diperbaiki dan dicat hijau sebanyak 80 unit rumah. Kemudian, dibangunkan akses jalan beton berdiri di atas sungai menggantikan titian ulin, lengkap dengan lampu penerangan jalan.

“Lalu, tahun 2018 ini bergeser ke Kampung Melayu yang dicat dan diperbaiki rumahnya sebanyak 85 buah. Jadilah, kampung biru di Kampung Melayu,” ucap mantan anggota DPRD Kalsel ini.

Rencananya, menurut Ibnu Sina, pada 2019 ini, Pemkot Banjarmasin akan membenahi Kampung Sasirangan di Kelurahan Seberang Masjid. Ia mengatakan corak yang akan diterapkan tentu bermotif kain khas Banjar itu.

“Dengan adanya kampung warna-warni ini, tentu membuat kawasan itu lebih ramai. Yang pasti, untuk motif di Kampung Sasirangan berbeda dengan warna pelangi,” kata Ibnu Sina.

BACA JUGA :  Banyak Bangun Taman, Ternyata Ruang Terbuka Hijau Banjarmasin Baru 3 Persen

Eks Ketua DPW PKS Kalsel ini mengatakan penerapan pola kampung warna-warni sebagai solusi untuk mengentaskan kekumuhan, terutama di kawasan bantaran sungai.

“Kampung itu tak hanya dicat warna-warni tapi juga akan diseting menjadi kampung wisata dengan melibatkan aktif masyarakat dalam kelompok sadar wisata (pokdarwis). Sebab, kampung-kampung tematik ini akan jadi destinasi wisata di Banjarmasin yang disinergikan dengan wisata susur sungai,” papar Ibnu Sina.

BACA LAGI :  Terparah Banjarmasin Selatan, Tersisa 150 Ribu Hektare Area Kumuh Perlu Dituntaskan

Ia berharap di kawasan kampung yang dicat tematik itu, juga berdiri usaha kuliner serta kios kerajinan tangan, sehingga ketika para wisatawan yang menikmati susur sungai bisa sekaligus berbelanja. Ujungnya, kawasan itu bisa tumbuh perekonomiannya dan menambah penghasilan warga setempat.

“Terpenting, saya minta masyarakat tidak lagi menjempur pakaian di tepi sungai. Sebab, kampung hijau dan kampung biru sudah menjadi rute wisata susur sungai. Karena, semua berada depan rumah itu menghadap ke sungai,” imbuhnya.

Ketua RT 01 Kampung Melayu, Normansyah pun bersyukur kawasan yang dulu kumuh, jika lebih tertata serta seragam dengan cat warna biru.

“Sebenarnya, ada tujuh RT yang ditata, mulai RT 1, 2, 3, 4,5,6 dan 16 Kelurahan Melayu. Sekarang kampung kami sudah enak dipandang mata bagi para wisatawan penikmat wisata susur Sungai Martapura. Bahkan, hampir tiap hari ada saja yang berkunjung ke sini,” pungkasnya.(jejakrekam)

 

Penulis Asyikin
Editor Didi GS

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.