Tolak Mentah Kebijakan Konversi Taksi Kuning, Sopir Angkot Sebut Siap ‘Perang’

0

LANGKAH Pemkot Banjarmasin mengonversi angkot taksi kuning menjadi bus mini sudah sampai ke telinga banyak sopir. Alih-alih mendukung, para juru kemudi justru sedang merencanakan aksi besar-besaran menolak kebijakan ini.

RENCANA aksi ini diutarakan Ketua Organisasi Angkutan Darat (Organda) Banjarmasin, Asqolani kepada jejakrekam.com, Kamis (31/1/2019). Namun, ditanya kapan unjuk rasa dilaksanakan dia belum bisa memastikan.

“Yang jelas, sebelum itu (kebijakan konversi) terjadi, mereka para sopir sedang menyusun kekuatan untuk melakukan aksi unjuk rasa habis-habisan,” katanya.

Dari hasil perbincangan pengurus Organda Banjarmasin dengan para sopir, Asqolani mengatakan program pemkot yang diinisiasi oleh Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Banjarmasin ini sama saja membalikan ‘piring nasi’ para sopir. Dengan kata lain, para juru kemudi diklaim menolak mentah kebijakan konversi taksi kuning ke bus mini.

BACA: Dinilai Tak Sesuai Standar Lagi, Taksi Kuning Bakal Dikonversi jadi Bus Mini

Dengan adanya gerakan protes, dia berharap pemangku kebijakan bisa memberikan jalan tengah bagi para sopir. Asqolani menginginkan jangan sampai langkah ini malah menyisakan luka berkepanjangan bagi para sopir hingga berpuluh tahun. “Hingga menjadi dendam,” katanya.

Secara pribadi, ia sebenarnya memang sangat memberikan apresiasi adanya program konversi taksi kuning. Lantaran ia juga sadar, pengguna angkutan umum makin hari kian berkurang, serta demi mengurangi jumlah penggunaan kendaraan pribadi.

“Saya mendukung penuh apa yang dikerjakan pemerintah saat ini. Tetapi karena kita ini kebetulan pemimpin organisasi tentunya tidak setuju jika menginjak hati para sopir,” ujarnya.

BACA JUGA: Konversi Taksi Kuning Jadi Bus Mini, Ketua Organda Minta Pemkot Pakai Hati Nurani

Dia juga mengakui dengan adanya inovasi ini, akan sangat menguntungkan bagi orang banyak. Namun, kebijakan itu diyakini juga bisa menjadi beban sopir untuk menafkahi keluarga jika tidak diambil jalan tengah.

“Memang banyak ribuan orang yang menikmati. Tetapi ada juga orang-orang yang tersakiti. Cari solusinya yang terbaik. Supaya tidak terjadi keributan,” pungkasnya.

Cari Duit Dirasa Makin Susah, Para Sopir Minta Pemkot Adil

Sementara itu, salah seorang sopir angkot, Gusti Hadi kepada jejakrekam.com di lapangan mengklaim kondisi taksi kuning yang ada di Banjarmasin malah masih layak.

“Jika ada yang tidak layak pakai silakan saja dihapus,” kata Hadi yang sering mangkal di kawasan Brigjend Hasan Basry ini.

Gusti Hadi meminta pemkot memikir ulang langkah tersebut sembari melihat kondisi terkini di lapangan. Apalagi, dalam program konversi angkot ke bus mini para sopir juga diminta membangun koperasi untuk membeli unit angkutan agar bisa ikut beroperasi.

“Apakah sanggup para sopir membayar per bulan? Sedangkan, untuk mencari uang Rp 20 ribu per hari saja kami kerepotan,” keluhnya. Alih-alih untuk membiayai unit bus mini, ia menyebut rada-rada kesulitan menghidupi rumah tangga dengan penghasilan yang secuil ini.

BACA LAGI: Suntik Mati Taksi Kuning, Kadishub Banjarmasin: “Bukan Saya Tak Punya Hati”

“Jadi, di mana letak keadilan dari pemerintah? Jumlah taksi saat ini yang saya ketahui sekitar 350 unit. Tolong pertimbangkan. Jangan matikan mata pencaharian kami,” minta Gusti Hadi.

Senada dengan Gusti, Juis, sopir taksi kuning yang sehari-harinya ngetem di Terminal Sentra Antasari menyebut taksi kuning juga mempertanyakan program dari Dinas Perhubungan Kota Banjarmasin ini. “Yang ada saja sudah tidak ada penumpang, apalagi diganti dengan itu,” ujarnya pesimistis.

Bahkan lantaran makin sepi peminat, Juis menceritakan jalur angkutan kota taksi kuning dipangkas menjadi empat trayek saja. Diantaranya, Jalan Brigjend Hasan Basry, Terminal Kilometer 6, Jalan Belitung, dan kawasan Banjar Raya. (jejakrekam)

Penulis Arpawi
Editor Donny Muslim

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.