Gara-Gara Pasar Kalindo, Banjarmasin Gagal Raih Adipura Kencana

0

KEGAGALAN Kota Banjarmasin untuk menyabet anugerah Adipura Kencana dari tim penilai yang diterjunkan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) tahun 2018, dipicu masalah buruknya drainase dan pengelolaan pasar, terutama masalah sampah yang ada di Pasar Kalindo.

MESKI berpuas diri meraih Adipura 2018 kategori kota besar, hingga bisa bersaing dengan kota-kota besar lainya di Indonesia, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Banjarmasin Mukhyar mengakui fakta kegagalan meraih Adipura Kencana.

“Untuk di Indonesia, hanya Kota Surabaya satu-satunya yang mendapat Adipura Kencana. Memang wajar, karena dana untuk kebersihan di kota itu sangat besar, jauh berbeda dengan Banjarmasin,” kata Mukhyar kepada wartawan, usai arak-arakan piala Adipura di Jalan RE Martadinata, depan Balai Kota, Selasa (15/1/2019).

Apa masalahnya? Mukhyar mengakui kegagalan kali ini akibat masalah drainase dan beberapa pasar yang belum bersih di Banjarmasin.

“Titik lemah ini akan kita perbaiki. Makanya, tahun depan, kita tetap menargetkan Adipura Kencana. Sebab, Adipura Kencana merupakan penghargaan tertinggi bagi kota yang menunjukkan kinerja pengelolaan lingkungan hidup berkelanjutan,” papar Mukhyar.

BACA :  Bakul Purun Banjarmasin di Acara Penganugerahan Adipura

Inovasi yang harus dijalankan Banjarmasin, dinilai Mukhyar justru masih berkutat pada pengurangan kantong plastik di retail dan pasar modern.

“Maka, beberapa bulan ke depan, Pak Wali (Walikota Ibnu Sina) berencana melaunching pengurangan kantong plastik di pasar tradisional di Banjarmasin. Ini hanya pengurangan, bukan pelarangan,” cetus Mukhyar.

Menurut dia, untuk penanganan sampah di tempat pembuangan sementara (TPS) sudah tergolong bagus, karena warga sudah sadar untuk membuang sampah mulai pukul 20.00 hingga 06.00 Wita. “Kalau ada luberan sampah pada jam tersebut, ya wajar saja,” katanya.

Ia tak memungkiri justru Pasar Kalindo di Jalan Belitung Darat, masuk dalam objek penilaian Adipura. Mukhyar menyebut pasar itu dikelola pihak swasta, bukan milik pemerintah kota, sehingga kerepotan dalam proses perbaikan pasar.

BACA :  Banjarmasin Tinggalkan Open Dumping Pindah ke Sanitary Landfill

“Kalau pasar-pasar yang ada di Banjarmasin jauh lebih bagus. Hanya Pasar Kalindo, karena salah objek yang dinilai oleh tim, karena pasar itu milik swasta. Ya, karena keterbatasan titik pantau, akhirnya Pasar Kalindo masuk dalam objek penilaian Adipura,” tuturnya.

Agar tak jadi batu ganjalan lagi di tahun depan, Mukhyar pun mengusulkan Pasar Kalindo diganti dengan pasar lain. Syaratnya, DLH berkoordinasi dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Banjarmasin yang akan membenahi pasar-pasar tradisional. “Jadi, kita tidak pakai Pasar Kalindo lagi,” imbuh Mukhyar.(jejakrekam)

Penulis Arpawi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.