Perekonomian Belum Membaik, Jual Beli Motor Bekas Turun Drastis

0

DAYA beli masyarakat rendah ditengarai memicu terus merosot jual beli sepeda motor bekas. Hal ini dirasakan para makelar yang tergabung dalam Persatuan Pedagang Kendaraan Bermotor di Jalan Niaga Utara, samping Klenteng atau Tempekong Karta Rahaja, Banjarmasin.

TERCATAT ada sekitar 46 pedagang yang menggantungkan nasib dari jual beli sepeda motor bekas berbagai jenis ini. Terutama, motor matic dan sepeda motor biasa.

“Tahun 2018 lalu, angka penjualan motor bekas memang lesu. Mungkin karena daya beli masyarakat yang rendah, mereka lebih mendahulukan kebutuhan rumah tangga yang utama jadi penyebab,” ucap Mansyah kepada jejakrekam.com, Kamis (3/1/2019).

Ia mengenang pada tahun-tahun sebelumnya, aktivitas jual beli motor bekas sangat menjanjikan. Kini, seiring dengan rendahnya daya beli serta stok sepeda motor yang berkurang, angka penjualan pun terus menurun drastis.

BACA :  Masa Keemasan Berlalu, Pamor Pasar Sepeda Niaga Timur Terus Memudar

“Semoga tahun 2019 ini, ada peningkatan dan perekonomian masyarakat kembali bergairah,” kata Mansyah.

Menurut dia, kebanyakan yang datang ke sekretariat para pedagang sepeda motor hanya untuk tukar tambah. Mereka membawa sepeda motor lama untuk ditukar dengan yang terbaru.

“Kami hanya menghitung selisih harga. Dari situ kami ambil untung sedikit,” ucap Mansyah.

Ketua Persatuan Pedagang Kendaraan Bermotor Niaga Utara, Muhammad Elim mengakui penurunan penjualan motor bekas sudah terasa sejak 2017 hingga 2018 lalu.

“Ya, ada penurunan sekitar 60 persen. Kami belum tahu seperti tahun 2019 ini, semoga bisa meningkat dibanding tahun-tahun lalu,” kata Elmi.

Menurut dia, persaingan jual beli motor bekas sangat tinggi. Ini ditambah lagi gencarnya promosi dealer sepeda motor yang juga mengincar pelosok kota. “Apalagi, sekarang proses pembiayaan untuk mendapat motor baru jauh lebih mudah. Jadi, masyarakat banyak yang memilih membeli motor baru sistem kredit,” tutur Elmi.

BACA JUGA :  Murah Meriah Pakaian Bekas, Membeli Layaknya Beli Pentol Saja

Ia mengatakan para pedagang motor bekas juga harus berpacu dengan waktu. Ini mengingat jika sepeda motor tak laku sampai enam bulan, maka kewajiban untuk membayar pajak kendaraan bermotor ditanggung penjual. Apalagi, beberapa unit sepeda motor yang dijual Elmi dan kawan-kawan, ternyata ada pula berplat nomor luar Kalsel seperti dari Kalteng dan Kaltim.

“Ini belum lagi, ada beberapa motor yang harus ganti plat nomor. Jelas turut menambah pengeluaran kami,” katanya.

Dengan membandrol harga motor bekas tergantung tahun keluarannya berkisar dari Rp 3 hingga Rp 10 juta, Elmi pun berharap daya beli masyarakat bisa tergerek naik di tahun 2019.

“Kalau pendapatan masyarakat membaik, tentu kami juga kecipratan untung. Walaupun, sepeda motor bukan barang kebutuhan pokok, tapi potensi pasarnya masih ada di Banjarmasin,” tandasnya.(jejakrekam)

 

Penulis Sirajuddin
Editor Didi GS

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.