Padi di Lahan HPS Gagal Panen, Dinas TPH Kalsel Sebut Benih Itu Baru Ditanam

0

SEBAGIAN padi yang ditanam di Desa Jejangkit Muara, Kecamatan Jejangkit, Kabupaten Barito Kuala (Batola) diinformasikan mati. Padahal, ditargetkan pada Oktober-November 2018 sudah bisa dipanen, namun gagal akibat serangan tikus dan burung, serta banyak pula yang mati.

KEPALA Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Provinsi Kalsel Fathurahman mengakui ada sebagian benih padi di areal lahan Hari Pangan Sedunia (HPS) 2018, Desa Jejangkit Muara, telah mati.

“Namun, untuk padi yang ditanam dengan teknologi pertanian itu telah berhasil, bahkan sudah dipanen semua. Nah, padi-padi yang diserang hama tikus dan burung itu justru adalah benihnya yang ditanam belakangan, bukan saat ditanam sebelum HPS digelar,” kata Fathurrahman kepada jejakrekam.com, Minggu (23/12/2018).

BACA : Sawah HPS Jejangkit Diserang Tikus, Senjata Penyemprot Rakitan Diturunkan

Ia tak memungkiri budidaya padi di Desa Jejangkit Muara, Kecamatan Jejangkit itu dalam  upaya mengubah kebiasaan petani, namun hal itu

memang penuh tantangan. Untuk itu, menurut Fathurrahman, pemerintah pusat, Pemprov Kalsel dan Pemkab Batola akan terus melakukan pendampingan kepada para petani yang menggarap lahan HPS selama tiga tahun ke depan.

“Nah, kalau saat ini terdapat masalah serta hambatan, tentu akan kita atasi, baik teknis maupun sosial,” tegas mantan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) ini.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Holtikultura Kabupaten Batola Zulkifli Yadi Noor mengungkapkan tanaman padi yang di Desa Jejangkit Muara, yang tadinya untuk lahan HPS 2018 , masih dalam taraf uji coba.

“Selama ini, daerah di Batola memang terkendala masalah tata air. Namun, pada saat kegiatan HPS 2018 lalu, sudah bisa kita buktikan bahwa lahan tidur yang ada di Desa Jejangkit bisa dikembangkan menjadi sawah produktif,” tutur Yadi.

BACA JUGA : Uhaib As’ad : HPS Jangan Sampai Mengulang Proyek Sejuta Hektare Orde Baru

Menurut Yadi, sekarang tantangan ke depan adalah mengubah kebiasaan para petani yang menggarap lahan eks HPS tersebut. Termasuk, memanfaatkan lahan yang dibuka susah payah dengan dana besar itu bagi para petani di kawasan Desa Jejangkit.

“Untuk tanaman padi yang di lokasi dengan gelar teknologi, insya Allah hasilnya bagus. Sedangkan, padi yang di luar itu, diserang hama karena musim tanamnya terlambat,” kata Yadi.

Selain itu, menurut dia, karena di lokasi HPS tak ada tanaman padi yang lain, sehingga benih yang ditanam kemudian menjadi sasaran serangan hama seperti tikus dan burung yang berdatangan ke lokasi.

“Tahun depan untuk proses pengembangan akan kita lakukan mulai dari sekarang. Di tempat itu nanti akan kita kembangkan sistem corporate farming dengan penguatan kelembagaan petani. Insya Allah, hasilnya akan lebih bagus,” imbuhnya.(jejakrekam)

 

Penulis Asyikin
Editor Didi GS

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.