Penyakit HIV/AIDS : Islam Tawarkan Solusi Bukan Alternatif

0

MEMPRIHATINKAN dan mengkhawatirkan itulah kata yang tepat mewakili kondisi kesehatan saat ini khususnya di banua Kalimantan Selatan. Akhir-akhir ini di Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) ditemukan kasus penyakit Human Immunodeficeincy Virus (HIV) dan Acquired Immune Defeciency Syndrome (AIDS) yang sampai Tahun 2018 ini mencapai 67 kasus (Antaranews Kalsel).

DI PROVINSI Kalsel sendiri dari data dari Juni 2017, orang dengan HIV/AIDS atau disebut ODHA mencapai 1.864. Jumlah itu jauh meningkat ketika kita ungkap data hingga Agustus 2018 yaitu sebanyak 2.128 orang (banjarmasinpost.co.id).  Jumlah kasus yang terdata seperti dipaparkan di atas, tentunya belum mencerminkan keadaan sebenarnya, melainkan sebagai fenomena gunung es. Realitas di lapangan angkanya pasti jauh lebih banyak, mengingat belum semua orang dengan HIV/Aids (ODHA) terdeteksi. Di antaranya karena keengganan memeriksakan diri.

HIV (Human Imunodefisiensi Virus) adalah virus penyebab lumpuhnya sistem kekebalan tubuh. Kumpulan gejala akibat lumpuhnya sistem kekebalan tubuh ini dikenal sebagai AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome). HIV/AIDS menjadi ancaman yang sangat serius bagi umat manusia saat ini. Karena, sekali seseorang terinfeksi HIV, ia akan menjadi pengidap HIV/AIDS seumur hidupnya. Dan pada fase AIDS, berbagai penyakit akan mudah menjangkiti hingga berakhir pada kematian. Selain itu, hingga saat ini, belum ditemukan obat ataupun vaksin, selain yang hanya sekedar memperlambat perkembang-biakan virus. Ancaman serius HIV/AIDS semakin bertambah nyata.

Kasus HIV/AIDS ini laksana bom waktu yang siap memusnahkan orang-orang produktif negeri ini. Sosialisasi pencegahan penularan pun seakan menguap tak berbekas. Buktinya, jumlah penderita HIV/AIDS semakin tahun semakin meningkat tak terkendali. HIV dan AIDS merupakan masalah darurat global. Di seluruh dunia lebih dari 20 juta orang meninggal karena HIV/AIDS. Sementara itu, 50 hingga 60 juta orang telah terinfeksi virus menyeramkan ini.

BACA : Di Barito Utara, Terdeteksi Enam Pengidap HIV/AIDS

Fakta yang lebih memprihatinkan adalah bahwa di seluruh dunia, setiap 11 detik satu orang meninggal akibat AIDS, setiap 6 detik satu orang tertular virus HIV dan setiap hari virus HIV menular kepada sekitar 2000 anak di bawah 15 tahun, terutama berasal dari penularan ibu-bayi. Selain itu juga menewaskan 1400 anak di bawah 15 tahun, serta menginfeksi lebih dari 6000 orang muda dalam usia produktif 15-24 tahun.

Berbagai upaya telah dilakukan oleh Pemerintah dengan melibatakan lintas sektor bersama beberapa Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Berbagai program digulirkan sebagai formulasi penanggulangan HIV/AIDS, seperti kondomisasi, harm reduction, dll. Namun, upaya tersebut belum membuahkan hasil yang cukup signifikan bahkan selalu muncul kasus baru.

Lalu, bagaimanakah upaya jitu yang benar-benar dapat menghentikan laju penyebaran HIV/AIDS? Tidak cukup melakukan pengkajian tentang HIV/AIDS yang sudah menjadi ”bahaya global” dengan hanya mendasarkan pada sisi permukaan saja, terlebih lagi secara parsial. Dibutuhkan pengkajian secara mendalam dan mendasar untuk dapat memahami akar permasalahan HIV/AIDS sehingga dapat diformulasikan solusi yang mendasar pula yang benar-benar mampu memberantas HIV/AIDS hingga ke akarnya.

Sejatinya, HIV/AIDS bukan sekedar masalah medis. Penyakit ini merupakan dampak sosial yang ditimbulkan oleh gaya hidup yang salah seperti seks bebas, penyimpangan orientasi seks (lesbi & homo), penyalahgunaan narkoba, dll, sehingga penyakit ini disebut sebagai life style disease.

Dalam upaya penanggulangan HIV/AIDS, harus diformulasikan solusi yang mampu menyelesaikan akar masalah dan bersifat komprehensif serta terintegrasi multisektor. Karena HIV/AIDS adalah penyakit yang hingga saat ini tidak ada obatnya, maka metode penanggulangan yang diterapkan haruslah memenuhi prinsip-prinsip: mencegah kemunculan perilaku beresiko sejak dini; memberantas perilaku beresiko penyebab yang ada; dan mencegah penularan kepada orang sehat.

BACA JUGA  : Meruntuhkan Fenomena Gunung Es HIV/AIDS

Dengan prinsip ini, maka mata rantai penularannya akan terputus, dan bisa diharapkan suatu saat penyakit ini akan rudimenter (menghilang) dari masyarakat. Strategi alternatif ini adalah sebuah strategi yang diderivasi dari keyakinan dan hukum-hukum Islam yang memang diturunkan oleh Sang Pencipta manusia, untuk menyelesaikan problematika apapun yang dihadapi manusia.

Hanya Islam yang memiliki solusi untuk mengatasi fenomena gunung es ini. Islam tidak memberikan alternatif tapi solusi, bukan pilihan tapi satu-satunya.

Secara singkat, gambaran strategi islam dalam mengatasi HIV/ AID adalah : Prinsip pertama, mencegah kemunculan perilaku beresiko dilakukan dengan melakukan pendidikan dan pembinaan kepribadian Islam, menciptakan lingkungan yang kondusif, dan memberantas lingkungan yang tidak kondusif.

Prinsip kedua, memberantas perilaku beresiko penyebab (seks bebas dan penyalah gunaan NAZA) dengan menutup ’pintu-pintu’ terjadinya perzinahan seperti prostitusi; menutup ’pintu-pintu’ terjadinya penyalahgunaan obat; memberikan sanksi tegas pada pelaku perzinahan, seks menyimpang, penyalahguna NAZA, konsumen khamr, beserta pihak-pihak yang terkait, yang mampu memberikan efek jera. Atau dengan kata lain menegakkan sistem hukum dan sistem persanksian Islam.

Prinsip ketiga, pencegahan penularan kepada orang sehat dilakukan dengan mengkarantina pasien terinfeksi (terutama stadium AIDS) untuk memastikan tidak terbukanya peluang penularan; melakukan pendidikan yang benar tentang HIV/AIDS kepada semua kalangan disertai sosialisasi sikap yang diharapkan dari masing-masing pihak (komunitas ODHA/OHIDA, komunitas risiko tinggi, komunitas rentan); pendidikan disertai aktivitas penegakan hukum kepada ODHA yang melakukan tindakan yang ’membahayakan’; pembinaan rohani, pemberdayaan ODHA sesuai kapasitas, dan memastikan kebijakan penanganan yang tepat tanpa melakukan kedloliman/diskriminasi). Dan yang juga harus dilakukan adalah menciptakan sistem integral yang kondusif.

BACA LAGI : VCT Mobile HIV/AIDS bagi WBP Karang Intan

Mulai dari penerapan sistem pendidikan perspektif Islam untuk mewujudkan kepribadian Islam individual dan kesalehan sosial; Sistem ekonomi Islam dalam mengatasi kemiskinan dan mewujudkan kesejahteraan; solusi Islam dalam mengatasi ketenagakerjaan/ perburuhan; solusi Islam dalam mengatasi masalah kriminalitas; solusi Islam dalam mewujudkan pemerintahan yang baik dan bersih; dan sekilas tentang pendanaan program penanggulangan HIV/AIDS perspektif Islam.

Singkat kata: Solusi tuntas HIV/AIDS adalah terapkan syariat Islam dengan kaaffah (menyeluruh). Sungguh, Penerapan Syari’ah Islam bukan solusi alternatif, akan tetapi solusi holistik permasalahan HIV/AID ini. Wallahu a’lam bishshowwab.(jejakrekam)

Penulis adalah Staf  Pengumpulan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Hulu Sungai Utara

Tinggal di Amuntai

 

 

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.