Pasukan Turbo Diturunkan, Blokade Ilung Bikin Warga Lupak Tak Bisa Pulang

0

SUMBATAN alur Sungai Martapura akibat blokade tumpukan eceng gondok (ilung) dan ranting bambu dan pohon, terus dibersihkan. Pemkot Banjarmasin pun kembali menerjukan pasukan turbo dan kapal sapu-sapu, Selasa (11/12/2018) pagi. Tumpukan ilung yang seperti membentuk ‘daratan’ itu, dibersihkan sedikit demi sedikit diangkut ke kapal sapu-sapu yang dioperasionalkan Dinas Perhubungan Kota Banjarmasin.

MEREKA tampak berjibaku membelah tumpukan ilung agar terpisah. Ranting-ranting bambu dan kayu diangkut baik melalui motor pengeruk dan pengangkut di kapal sapu-sapu, serta secara manual.

Cukup susah payah, pasukan turbo dan operator kapal sapu-sapu untuk menangani tumpukan ilung dan ranting bambu yang makin membesar di atas perairan Sungai Martapura itu.

Kepala Bidang Sungai Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Banjarmasin, Tony pun langsung memantau pembukaan arus sungai dari blokade ilung dan sampah. Sesekali, Tony memberi arahan untuk pekerjaan di atas Sungai Martapura itu efektif.

BACA : Makin Malam, Serbuan ‘Ilung’ Makin Membesar Di Sungai Martapura

Pemandangan tumpukan ilung dan sampah ranting menjadi tontonan warga. Mereka sengaja berada di trotoar Jembatan Sudimampir (Antasari), menyaksikan pasukan turbo dan kapal sapu-sapu. Gara-gara warga memarkir sepeda motor di atas Jembatan Sudimampir, sempat menghambat arus lalu lintas.

Sementara itu, Ibrahim, warga asal Lupak Luar, Kabupaten Kapuas, Kalteng, mengaku kapalnya sudah beberapa hari terjebak di Sungai Martapura, akibat diandang tumpukan ilung.

“Saya membawa udang hasil tangkapan ke TPI Banjar Raya sejak subuh hari dari Lupak Luar. Sebelumnya, saya beli es balok ke Kuin. Baru saya datang ke Pasar Ujung Murung. Ternyata, begitu hendak pulang, saya tak bisa mengeluarkan perahu akibat terjebak di tumpukan ilung ini,” ucap Ibrahim kepada jejakrekam.com, Selasa (11/12/2018).

Ia pun mengakui gara-gara diadang ilung, biaya operasional pun membengkak. Jika sebelumnya, konsumsi bahan bakar minyak (BBM) solar hanya 15 meter, menjadi 20 liter. “Ada tiga buah klotok kecil yang kami bawa dari Lupak Luar. Sampai sekarang, belum bisa keluar akibat blokade ilung ini,” kata Ibrahim.

Untuk sementara, Ibrahim pun memilih bertahan di bawah Jembatan Pasar Lama. Mereka berteduh sambil menunggu pasukan turbo dan kapal sapu-sapu membersihkan tumpukan ilung bercampur ranting dan sampah hingga beres.(jejakrekam)

 

Penulis Sirajuddin
Editor Didi GS

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.