Tumpukan ‘Ilung’ Blokade Akses Lalu Lintas Sungai Martapura

0

BLOKADE sungai akibat tumpukan eceng gondok atau ilung bercampur sampah, potongan bambu dan lainnya, sudah berlangsung selama tiga hari sejak Sabtu (8/12/2018) di Sungai Martapura. Fenomena alam bisa menjadi berkah sekaligus masalah bagi pengguna moda transportasi sungai.

“YA, sudah tiga hari tumpukan ilung ini mengganggu arus lalu lintas di sungai. Apalagi, tumpukan makin membesar dan memanjang di Sungai Martapura,” ucap Roli, petugas jaga loket bus air jurusan Banjarmasin-Kelanis, Barito Selatan, Kalteng berbincang dengan jejakrekam.com, Senin (10/12/2018).

Ia menduga akibat tingginya curah hujan di hulu Sungai Martapura, membuat arus sungai membawa serta ilung dan kumpai (rerumputan liar) hingga memasuki wilayah Kota Banjarmasin. “Memang, cukup merepotkan untuk membersihkan begitu banyak tumpukan ilung ini,” ucap Roli.

BACA : Para Tukang Getek yang Bertahan di Bawah Gempuran ‘Daratisasi’ Banjarmasin

Dia mengakui hingga kini Pemkot Banjarmasin memang belum menerjunkan petugas dan termasuk kapal sapu-sapu untuk membersihkan tumpukan ilung tersebut. “Yang pasti, kami merasa terganggu dengan tumpukan ilung ini. Apalagi, persis berada di bawah Jembatan Antasari,” ucapnya.

Para pedagang di Pasar Ujung Murung dan Sudimampir Baru pun mengeluhkan lambannya penanganan tumpukan ilung yang menghalangi arus lalu lintas kapal pedagang yang datang ke pasar.

“Kami minta secepatnya, tumpukan ilung ini segera dibersihkan. Apalagi, sudah berlangsung tiga hari, sehingga perlu penanganan yang intensif,” ucap Ardiansyah, salah seorang pedagang Pasar Ujung Murung.

Senada itu, H Husni, warga Anjir Pasar, Kabupaten Batola mengaku tumpukan ilung itu benar-benar menganggu aktivitas perdagangan dan lalu lintas warga.

“Saat kami melintas di Sungai Martapura ini terhalang tumpukan ilung di Jembatan Pasar Antasari. Padahal, saya mau ke Pasar Ujung Murung menggunakan kapal dari Anjir Pasar,” ucap Husni.

BACA JUGA : Layaknya Restoran Terapung, Ada Kapal Pamaton Hills di Sungai Martapura

Ia mengakui membawa beras untuk selanjutnya dijual di Pasar Muara Kelayan. Menurut Husni, beras berkarung-karung dibawa ini akhirnya terhambat, gara-gara ‘blokade’ tumpukan ilung di bawah Jembatan Antasari.

“Ya, termasuk langsung mengeliling Sungai Martapura. Akhirnya, tambah ongkos lagi, baru bisa sandar ke Pasar Muara Kelayan. Kami berharap pemerintah kota atau instansi terkait segera bertindak,” tuturnya.

Pantauan jejakrekam.com, Senin (10/12/2018), tampak anak-anak memungut sampah yang berharga di atas tumpukan ilung yang turut membawa sampah. Mereka mengais tumpukan sampah, yang bisa dijadikan uang. “Ada beberapa sampah yang berharga bisa jadi uang dari tumpukan ilung ini,” tutur Andri.(jejakrekam)

 

Penulis Sirajuddin
Editor Didi GS

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.