Melawan Hoaks, Prodi Ilmu Komunikasi ULM Lancarkan Program Literasi Digital

0

MARAKNYA konten hoaks, ujaran kebencian, hingga pornografi melalui dunia maya tak bisa terbantahkan lagi. Generasi muda menjadi sasaran tembak merupakan paling ’empuk’ untuk dipengaruhi. Ini mengingat kelompok usia remaja memang mempunyai rasa ingin tahu yang meledak-ledak.

UNTUK menangkal konten-konten negatif yang berseliweran dalam dunia maya, Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP ULM menyempatkan untuk menggelar program pengabdian masyarakat. Menggandeng dua sekolah untuk memberikan pembekalan literasi digital dan pelatihan pembuatan konten positif. SMP MTS Al-Azhar Pulau Sugara dan MTS NU 1 Marabahan menjadi lembaga pendidikan pilihan.

BACA: Ilmu Komunikasi Raih A, Seluruh Prodi ULM Segera Diakreditasi Ulang

Tak tanggung-tanggung, selama dua bulan program ini dimulai. Dari Oktober hingga November 2018. Tercatat 60 siswa dari dua MTs tersebut masuk kedalam program literasi digital dari Prodi Ilmu Komunikasi FISIP ULM.

Ketua Prodi Ilmu Komunikasi FISIP ULM, Sri Astuty menjelaskan siswa yang memiliki gadget tentu mudah mengakses informasi dan pengetahuan yang diperlukan untuk mendukung materi pembelajarannya. Namun, dia tidak dapat memungkiri, konten-konten yang bertebaran di media digital tidak semuanya baik buat perkembangan remaja. Taruhlah contoh, konten-konten yang sifatnya hoaks, perundungan (bullying), pornografi hingga ujaran kebencian.

Selama program pengabdian masyarakat ada dua materi pendekatan yang digunakan. Pertama, pendekatan penanaman nilai-nilai kognitif secara personal dengan memberikan pengetahuan bagi remaja pengguna sosial media salah satunya dengan melakukan seleksi pertemanan di sosial media, cerdas dalam berfikir dan menulis.

“Kami juga memberikan pemahaman tentang Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE), agar siswa harus lebih berhati-hati dalam memberikan komentar bernada negatif, penghinaan atau menghakimi orang lain,” jelas ucap alumnus Magister Ilmu Komunikasi Universitas Dr. Soetomo Surabaya ini.

Selama program, siswa diberikan pemahaman agar siswa proaktif dalam membendung pemberitaan dan konten hoaks. Selain itu, mereka diajak berhati- dan bagi siswa supaya berhati-hati menjaga keamanan akun sosmed supaya tidak mudah diretas orang yang tidak bertanggung jawab.

BACA JUGA: Mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi FISIP ULM Gelar KKN di Kecamatan Jejangkit

“Materi pendekatan kedua adalah memberi keterampilan kepada siswa untuk membuat konten positif. Supaya siswa terhindar dari menyebarkan konten hoaks,bullying, dan ujaran kebencian,” papar Sri Astuty.

Selanjutnya, penanaman kognitif diuji dengan melakukan pre-test and post-test dari materi. Lalu konten-konten yang sudah dibuat oleh para siswa lantas diunggah melalui akun media sosial Instagram @remajaantihoax.

“Saya harap pelatihan ini dapat dilakukan secara menyeluruh. Dan intensif ke berbagai sekolah khususnya remaja dan orang tua yang ada di Kalimantan Selatan,” pungkas Sri. (jejakrekam)

Penulis Ahmad Husaini
Editor Donny Muslim

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.