Manfaatkan Waktu Luang, Warga Kuin Kecil Bikin Kipas Rotan

0

BAHAN baku rotan yang didatangkan dari sejumlah daerah di Kalimantan Tengah, tersedia dan cukup melimpah di kawasan Basirih dan Mantuil, melahirkan tangan-tangan kreatif. Salah satunya adalah pengrajin kipas rotan, berbekal keahlian dan mesin sederhana.

ADALAH Idah, wanita muda ini memanfaatkan melimpahnya rotan irit untuk dijadikan produk yang berharga, seperti kipas. Sebelum menganyamnya, Idah terlebih dulu menggunakan alat pemotong yang dibuat sendiri, kemudian diserut tipis untuk menjadi apak sebagai bahan baku anyaman.

Berada di Jalan Jama’ah, Kuin Kecil, Kelurahan Mantuil, Kecamatan Banjarmasin Selatan, Idah termasuk pengrajin yang cukup produktif menghasilkan kipas-kipas rotan untuk dipasarkan di dalam kota, hingga ke luar Kota Banjarmasin. Memanfaatkan serambi depan rumah, Idah pun menaruh alat bantu untuk membuat kipas-kipas rotan.

“Biasanya, dalam satu bulan bisa dihasilkan sekitar 600 buah kipas. Saya menjual satu kodi atau terdiri dari 20 buah kipas rotan ini seharga Rp 34 ribu,” ucap Idah kepada wartawan, Selasa (20/11/2018).

Namun, Idah pun mengatakan bisa menjual kepada konsumen untuk per satuan, dibandrol sangat murah hanya Rp 2.000.  Melakoni usaha sejak tahun 2003, Idah pun mengaku cukup terbantu roda perekonomian keluarga dengan menghasilkan kipas-kipas dari hasil hutan Kalimantan itu.

“Memang, membuat kipas dari rotan ini hanya mengisi waktu luang, daripada menganggur. Apalagi, bahan rotan juga tersedia, sehingga lebih mudah untuk membuatnya, tanpa harus bersusah payah,” tuturnya.

BACA JUGA : Rotan Irit asal Muara Plantau di Tengah Kelesuan Industri Rotan Kalimantan

Sementara itu, salah seorang pembeli, Saipul mengaku lebih memilih membeli di sentra pengrajin, dibandingkan harus mengambil dari para pengepul. Menurut Saipul, harga kipas rotan yang dihasilkan Idah dan warga lainnya, jauh lebih murah dan kualitasnya juga bagus.

“Saya beli kipas rotan ini seharga Rp 2.000 per buah. Kalau beli di toko, ya harganya tak mungkin segitu. Selain itu, saya juga bisa melihat langsung proses pembuatannya,” kata warga Banjarmasin ini.

Menurut Saipul, kipas rotan masih dibutuhkan warga, terutama angin yang dihasilkan jauh lebih alami serta bisa memperkenalkan produk asli Banjarmasin.

“Apalagi, saat ini, listrik sering padam, sehingga kipas rotan juga berguna. Jadi, tak perlu biaya mencolok kipas ke listrik. Pakai kipas rotan, lebih hemat energi,” katanya terkekeh.(jejakrekam)

Penulis Sirajuddin
Editor Didi GS

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.