Daya Tahan Tubuh Menurun, Waspada Demam Berdarah di Musim Pancaroba

0

MUSIM pancaroba atau pergantian musim dari kemarau ke musim hujan, diyakini menjadi masa perkembangbiakan nyamuk aedes aegypti yang membawa virus dengue penyebab demam berdarah, serta demam kuning (yellow fever), chikungunya dan demam zika.

PELAKSANA Tugas Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Barito Utara, Siswandoyo mengimbau agar warga lebih waspada serta menjaga kebersihan lingkungan, sehingga pertumbuhan dan perkembangan nyamuk yang membawa virus dengue dan lannya tak berkembang biak dengan baik.

“Biasanya, di musim pancaroba atau pergantian musim kemarau ke hujan, daya tahan tubuh manusia juga menurun dan sangat rentan terserang berbagai penyakit. Khususnya lagi serangan nyamuk yang membawa virus penyakit demam berdarah,” kata Siswandoyo kepada jejakrekam.com di Muara Teweh, Jumat (16/11/2018).

Ia menjelaskan saat perubahan iklim, dampaknya adalah adanya perindukan-perindukan nyamuk yang baru. Menurutnya, saat daerah yang kosong, namun terus diguyur hujan akhirnya menciptakan genangan, terutama di wadah-wadah penampung hijau sehingga menjadi sarang nyamuk, termasuk nyamuk aedes aegypti.

“Apalagi, kasus demam berdarah tiap bulan pasti ada sepanjang tahun. Walau belum ada peningkatan, kami mita agar masyarakat tetap waspada. Sebab, saat ini, akibat perubahan iklim, maka berpengaruh terhadap daya tahan tubuh kita,” cetusnya.

Menurut Siswandoyo, sepanjang tahun 2018, penderita deman berdarah dengue (DBD) selalu ada, meski belum sampai ada yang meninggal dunia di Barito Utara, Provinsi Kalimantan Tengah.

“Yang pasti, masyarakat harus tetap waspada. Harapan kami adalah masyarakat berperilaku hidup bersih dan sehat,” terang Siswandoyo.

BACA : Kotabaru, Banjar, Banjarbaru Paling Terdampak Demam Berdarah

Masih menurut dia, untuk menghindari gigitan nyamuk, sudah sering anjurkan  dengan cara 3M plus yaitu mengubur, menguras dan menutup. Kemudian, papar dia, tidur agar menggunakan kelambu, menyemprot obat nyamuk dan lainnya, sebab itu cara efektif untuk memberantas gigitan nyamuk.

Dijelaskannya, dalam penanganan DBD, peran serta masyarakat untuk menekan kasus ini sangat menentukan. Oleh karenanya, program pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan cara 3M Plus perlu terus dilakukan secara berkelanjutan.

BACA JUGA :Tiap Hari, Serangan Demam Berdarah Mulai Merebak di Kabupaten Banjar

“Saat ini, fogging tidak direkomendasikan oleh Kementerian Kesehatan, dan untuk masalah fogging, kami juga melakukan pilih tempat. Maksudnya, kalau ada kasus, ada diindikasi penularan harus diselidiki dulu,” tutur Siswandoyo.

Dengan penerapan sistem fogging yang selektif,  Siswandoyo mengatakan yang paling dianjurkan adalah pemberantasan sarang nyamuk.(jejakrekam)

Penulis Syarbani
Editor Fahriza

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.