Upah Tukang Hambit Hanya Rp 20 per Bidang Atap Rumbia

0

PEMBUATAN atap dari bahan daun rumbia masih banyak ditekuni kalangan ibu rumah tangga di Sungai Tabuk, Kabupaten Banjar. Namun, tahukah berapa upah yang diterima pengrajin (tukang hambit) atap daun rumbia ini?

BANYAK keluarga tergolong tidak mampu dan tidak memiliki penghasilat tetap, memilih menjadi tukang hambit atap daun rumbia. Kegiatan ini bisa ditemui di Desa Sungai Tabuk Keramat, Kecamatan Sungai Tabuk, Kabupaten Banjar.

Sebagian ibu rumah tangga terpaksa menggeluti pekerjaan sebagai pengrajin atap daun rumbia guna menopang hidup keluarga. Acil Esah (48 tahun) misalnya. Dalam sehari, paling mampu bisa membuat 100 helai (bidang) atap rumbia. Sedangkan upah membuat 1 helai hanya Rp 20. Jadi, kalau 100 helai, maka upah yang diterimanya hanya Rp 20 ribu saja dalam sehari.

“Apabila seratus atapnya, dibayar Rp 20 ribu. Biasanya dikumpulkan dulu hingga satu minggu, baru dibayar,” jelas Acil Esah.

Para pengrajin ini bekerja membuat atap di rumah sendiri dan bahannya diantar pemilik usaha ini. Para ibu rumah tangga dapat membuat atap sambil tetap bisa menjaga anak dan melayani keperluan keluarga.

“Waktu kami tidak seharian harus membuat atap ini. Kami juga mengerjakan hal lain untuk menambah penghasilan atau mengurus keluarga,” ujar Acil Esah.

Menurut pengrajin atap daun rumbia, biasanya atap daun dipesan untuk atap bangunan tradisional, seperti warung atau rumah di kampung-kampung. Atap daun rumbia digunakan, karena dapat meredam panasnya terik matahari, tidak seperti atap seng.(jejakrekam)

Penulis Syahminan
Editor Andi Oktaviani

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.