Ekonomi Digital sebagai Saluran Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

0

KEPALA Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Kalimantan Selatan Herawanto menyatakan, perkembangan teknologi banyak membuka ruang untuk melakukan pengembangan produk dan jasa serta merubah peta strategi ekspansi ekonomi.

SALAH satunya melalui pemanfaatan platform digital, misalnya market place, peer to peer lending, dan digital marketing.

“Perkembangan teknologi juga menyentuh salah satu dari tugas kami, yaitu pada pemanfaatan ekonomi digital sebagai salah satu saluran pertumbuhan ekonomi Indonesia,” ujarnya, saat Temu Responden Tahun 2018 di Banjarmasin, Selasa (18/9/2018).

Pada kegiatan bertajuk “Pemanfaatan Platform Digital untuk Pengembangan Bisnis” yang merupakan lanjutan dari tema tahun lalu, yakni ekonomi digital, diharapkan seluruh pemangku kepentingan memiliki semangat untuk melakukan terobosan yang ditawarkan oleh perkembangan ekonomi terkini, khususnya perkembangan teknologi dan pemanfaatan platform digital untuk pengembangan bisnis sebagai bagian dari percepatan pertumbuhan ekonomi Kalsel.

Dijelaskannya, potensi pemanfaatan platform digital untuk pengembangan bisnis sangat besar. Fakta tersebut didasarkan dari data dan informasi jumlah pengguna internet Indonesia saat ini.

Data BPS, bebernya, pada tahun 2016 jumlah masyarakat Indonesia yang terlibat aktivitas jual beli melalui platform e-commerce mencapai 26,2 juta orang. Sedangkan pada 2017 transaksi e-commerce di Indonesia mencapai $10,9 miliar atau meningkat 41 persen dari 2016 yang mencapai $5,5 miliar.

“Bahkan, menurut forecast dari bloomberg pada 2020 separuh penduduk Indonesia akan terlibat aktivitas e-commerce,” katanya.

Ke depan, imbuh dia lagi, peran platform digital terutama e-commerce terhadap perekonomian Indonesia akan semakin besar, sesuai data statistik pada 2016 e-commerce hanya menyumbang 8,7 persen atas penjualan ritel global kemudian meningkat pada 2017 menjadi 10,1 persen dan kemudian diprediksi mencapai 15,5 persen pada tahun 2018.

Pemanfaatan platform digital untuk pengembangan bisnis diproyeksi akan memberi nilai tambah sebesar USD115 miliar atau setara 10 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada 2025. Teknologi digital juga dipercaya akan membantu penyerapan tenaga kerja hingga 4 juta orang di tahun 2025.

“Memperhatikan tren perkembangan tersebut, BI telah mendirikan Fintech Office pada tanggal 14 November 2016 dalam rangka mengoptimalkan perkembangan teknologi bagi pengembangan perekonomian dan meningkatkan daya saing industri keuangan berbasis teknologi Indonesia,” kata Herawanto.

Adapun Fintech Office merupakan wadah asesmen, mitigasi risiko, dan evaluasi atas model bisnis dan produk/layanan dari fintech, serta inisiator riset terkait kegiatan layanan keuangan berbasis teknologi.(jejakrekam)

Penulis Ipik Gandamana
Editor Andi Oktaviani

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.