Pengungsi Gempa Lombok Mulai Tempati Shelter ACT

0

KERAMAIAN tampak mulai terasa di Hunian Sementara Terpadu (Integrated Community Shelter/ICS) yang dibangun oleh Aksi Cepat Tanggap (ACT) bersama Pemerintah Kabupaten Lombok di Lapangan Gondang, Kecamatan Gangga, Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB).

PASALNYA, sejak Kamis (6/9/2018), hunian berwarna dasar putih, oranye dan hijau itu sudah mulai ditempati oleh sebagian korban gempa Lombok. Untuk tahap awal, sebanyak 48 kepala keluarga sudah mulai menempati 48 unit hunian yang telah rampung dibangun.

“Alhamdulillah tinggal di sini jauh lebih aman, nyaman dan adem dibandingkan tinggal di tenda yang panas. Saya dan keluarga sangat berterimakasih kepada ACT dan para donatur,” ujar Insan, bapak satu anak yang mulai menempati hunian tersebut.

Senior Vice President ACT Syuhelmaidi Syukur sangat bersyukur masyarakat sudah mulai merasakan manfaat dari ICS ini.

“Alhamdulillah sejak peletakan batu pertama pada Ahad (19/8/2018) lalu, kita bekerja keras selama 17 hari dalam membangun shelter ini. Mohon doa agar proses ini berjalan lancar. Kalau semua tuntas, akan ada 224 unit shelter yang sedang kita bangun. Ini baru tahap awal yang secara bersamaan kita juga bangun shelter di tempat lain. Kita percepat pembangunan shelter ini agar masyarakat Lombok cepat menerima manfaatnya,” paparnya.

Syuhel menjelaskan, fasilitas yang ada pada ICS ini tidak hanya berupa 224 unit hunian, tetapi juga sedang dibangun unit pelengkap lain berupa sekolah, masjid, juga 8 unit toilet untuk kebutuhan sehari-hari masyarakat dengan total 32 pintu. Untuk memulihkan trauma bencana, juga dibangun taman bermain untuk anak-anak.

“Untuk sekolah masih dalam tahapan pembangunan, belum 100 persen. Akan ada tiga kelas yang dibangun. Sekolah ini nantinya digunakan untuk kegiatan belajar siswa tsanawiyah kelas 1, 2 dan 3,” ucapnya.

“Adapun untuk masjid, insya Allah sudah dapat digunakan hari Jumat ini (7/9/2018) untuk shalat Jumat berjamaah. Nantinya kita jadikan masjid ini sebagai pusat kegiatan keagamaan masyarakat,” katanya lagi.

Selain itu, sebagai pelengkap lain kebutuhan warga Lombok, dalam kawasan ICS ini juga sedang dibangun ACT Humanity Store. Sebuah konsep minimarket bersumber dari dana wakaf yang nantinya akan memenuhi kebutuhan masyarakat yang tinggi lokasi ICS.

Rizky selaku penanggungjawab ACT Humanity Store menyebutkan bahwa konsep ini dibentuk untuk menyiapkan barang-barang bantuan yang dibutuhkan oleh pengungsi.

“Insya Allah, kita bisa menampung minimal 3.000 stok kebutuhan pengungsi. ACT Humanity Store juga dipersiapkan untuk membagikan barang-barang secara gratis bagi masyarakat yang tinggal di sini. Masyarakat dapat memenuhi kebutuhannya dengan menggunakan Humanity Card. 1 kartu untuk 1 kepala keluarga. Ke depannya ACT Humanity Store ini akan dijadikan sebagai hub atau mini distribution yang melayani warung-warung wakaf yang ada di sekitar sini,” ungkapnya.

ICS, Hunian Terpadu

Pembangunan ICS ini dilakukan dengan sangat serius dan terkonsep, juga dibangun tahan guncangan gempa. Syuhelmaidi memaparkan, orang-orang yang mengerjakan pembangunan shelter adalah para pekerja yang sudah berpengalam dalam pembangunan shelter sebelumnya seperti shelter yang dibangun untuk korban gempa Yogyakarta (2006) dan longsor Banjarnegara (2014).

“Total ada sekitar 120 pekerja yang terlibat yang bekerja dari pukul 7 dan 8 pagi sampai pukul 11 malam berjuang membantu korban gempa Lombok ini,” ujar Syuhel.

Tidak hanya itu, hunian ini juga dipastikan akan terkelola dengan baik. Terlihat dari pemberian hunian kepada masyarakat yang dilakukan secara teratur dan bertahap. “Kita juga bangun sekretariat ICS. Di sini menjadi tempat pengelolaan ICS dan juga pelayanan medis. Kita perlu kantor ini agar kegiatan yang ada di kawasan ICS ini terkelola dengan baik, tidak hanya untuk tempat tinggal. Kita kelola kegiatan masyarakat, mulai dari anak-anak, remaja, sampai orang tua,” jelas Syuhel.

Syuhel berharap proses pembangunan hunian lainnya berjalan lancar dan sudah mulai dapat ditempati mulai pekan depan. Semoga adanya ICS dapat menjadi tempat pemulihan trauma korban gempa Lombok.(jejakrekam)

Penulis Lapran ACT
Editor Fahriza

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.