Foto : Iman Satria
KEPALA Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional IX Kalimantan, Haryanto membantah proses seleksi calon Direktur Utama (Dirut) Bank Kalsel, lamban. Bantahan ini menjawab pertanyaan dari Komisi II DPRD Kalsel dan pengamat ekonomi atas lambatnya penetapan pucuk pimpinan yang dinilai bakal mengganggu kinerja bank plat merah itu.
MENURUT Haryanto, pertanyaan publik apa hasil dari uji kepatutan dan kelayakan (fit and proper test) calon Direktur Utama Bak Kalsel sudah disampaikan ke bank milik Pemprov Kalsel dan 13 kabupaten/kota tersebut.
“Surat pemberitahuan beserta surat keputusan hasil uji kepatutan dan kelayakan calon direksi Bank Kalsel sudah disampaikan pada 16 April 2018 lalu. Mengenai hasil keputusannya, silakan tanyakan ke pihak Bank Kalsel,” ucap Haryanto kepada jejakrekam.com, Senin (3/9/2018).
Ia menegaskan keputusan yang telah diambil OJK, paling lambat enam bulan harus disikapi Bank Kalsel sejak ditetapkan. “Makanya, Bank Kalsel harus melakukan upaya-upaya untuk menyikapi surat keputusan itu,” kata Haryanto.
Menurut dia, OJK juga telah melayangkan surat ke Bank Kalsel pada 8 Juni 2018, berisi imbauan agar segera menyikapi hal-hal yang belum dipenuhi sesuai surat keputusan dan ketentuan yang berlaku.
“Jadi, saya tegaskan tidak benar terjadi keterlambatan proses penginformasian hasil uji kepatutan dan kelayakan. OJK malah mendorong Bank Kalsel dapat segera memenuhi kekurangan yang ada, sehingga aktivitas operasional bank dapat berjalan optimal,” tegas Haryanto.
Sebelumnya, Komisi II DPRD Kalsel dan pengamat perbankan asal Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Lambung Mangkurat Muhammad Saleh khawatir jika jabatan Direktur Utama Bank Kalsel masih dipegang pelaksana tugas yang rangkap jabatan, akan menganggu kinerja. Terutama, dalam pengambil keputusan yang bersifat krusial dan menyangkut keberadaan bank yang awalnya bernama Bank Pembangunan Daerah (BPD) Kalsel itu.(jejakrekam)