Suasana Jelang Pilpres 2019, Panas di Medsos, Sejuk di Lapangan

0

APA peran generasi milineal dalam mengisi kemerdekaan yang direbut dengan susah payah para leluhur? Topik ini digodok PC PMII Hulu Sungai Tengah (HST) bersama DPD Persaudaraan Pemuda Etnis Nusantara (PENA) Kalimantan Selatan dalam Kajian Kebangsaan di Gedung NU Barabai, Sabtu (1/9/2018).

ADAGIUM antara merebut dan mempertahankan, justru lebih berat mempertahankan jadi fokus dialog mengusung peran generasi milinel dalam mengisi kemerdekaan Republik Indonesia. Kajian Kebangsaan ini diikuti generasi milineal yang mayoritas berasal dari badan otonom (banom) NU, seperti PMII, IPNU, IPPNU, Ansor dan Fatayat serta perwakilan kampus terdekat dan masyarakat umum.

Dalam itu, Ketua PC PMII HST M Irsyad menjawabnya dengan keyakinan generasi muda khususnya di HST sudah mengerti dan paham fungsi dan tugasnya. “Apalagi yang tergabung dalam PMII. Buktinya, semarak dan tak pernah sepi dalam tiap kajian, seminar, maupun dialog. Ke depan, kita sama-sama bersuara gerakan perubahan di lingkungan pemuda. Khususnya di Hulu Sungai Tengah,” ucap M Irsyad.

Cara mengisi kemerdekaan di mata M Irsyad adalah selalu bergerak kreatif, inovatif dan melek politik. Senada itu, tokoh muda HST Muhammad Randy berpandangan kebaikan dan keburukan bagaikan virus. “Tinggal kita yang menentukan. Bagaimana kita mengekspresikannya,” tegas Randy.

Menurut dia, menularkan kebaikan diperlukan usaha dan kerja keras. Sudah barang tentu perlu bantuan semua pihak, termasuk para pemuda yang harus bersemangat membangun daerah.

“Semua bisa dimulai dari diri kita sendiri. Sejatinya, kemerdekaan itu dimulai dari pribadi-pribadi yang merdeka dan punya etos kerja. Mari sama-sama kita isi kemerdekaan dengan hal-hal positif,” cetus Randy.

Sementara itu, Ketua DPD PENA Kalsel M Hafizh Ridha mengungkapkan memaknai kemerdekaan harus dibarengi dengan perbuatan dan kerja positif yang nyata serta terorganisir.

“Jangan hanya diisi untuk menjadi pribadi saleh secara individual semata. Tapi bagaiman kita merdeka dan kemudian bersama-sama menjadi saleh secara berjamaah. Di sini, peran kita pemuda dibutuhkan, karena pada dasarnya kita adalah makhluk sosial buka individual,” papar Hafizh.

Dalam kesempatan itu, Hafizh mengatakan pihaknya punya gagasan besar untuk para pemuda, terkhusus generasi milineal untuk mengisi kemerdekaan.

Ada beberapa cara yang diusulkan Hafizh. Yakni, bergerak bersama membangun diri dan daerah untuk menjadi pribadi-pribadi yang saleh secara pribadi dan juga saleh secara berjamaah.

“Kemudian, menjadi agen of change untuk lingkungan sekitar kita. Dalam hal ini, kita dituntut untuk pandai menerjemahkan bahasa kekinian. Sebut saja dalam urusan politik ke depan, kita dihadapkan pada suasana Pilpres 2019 yang sejuk di lapangan tapi memanas di media sosial,” paparnya.

Menurut dia, peran pemuda harus menerjemahkan, menarasikan apa yang terjadi dengan baik bahwa politik hari ini harus disambut dengan baik dan disikapi baik. “Bukan malah kita ikut memanas-manasi keadaan. Mari kita lawan segala bentuk hoax dan ujaran kebencian lainnya,” tegas Hafizh.

Bagi dia, menjaga keutuhan dan persatuan NKRI di atas segalanya, hal ini lebih dari penting dan menjadi luar biasa sangat pentingnya. “Jangan sampai surplus pemuda di sepuluh dan dua puluh tahun mendatang lewat bonus demografinya malah diisi oleh generas-generasi yang acuh terhadap negeri kita,” katanya.

Jadi, masih menurut Hafizh, semua harus dimulai dari pemuda hari ini untuk menunjukkan sikap bagaimana seharusnya menjadi bagian dari gerakan nilai moral, nilai positif, menunjukkan cinta kepada Republik Indonesia.

“Pilihan politik itu masing-masing, tapi pemuda juga harus jeli. Patut diingat bahwa stabilitas harus dijaga, rasa aman dan nyaman dipertahankan. Buat kami, semua itu ada pada Presiden Joko Widodo yang bersanding dengan Rais Aam PBNU KH Ma’ruf Amin,” papar Hafizh.

Seraya beranalogi, Hafizh mengatakan di mata cinta semua adalah kebaikan, sebaliknya dengan benci maka semua yang nampak adalah kejelekan.

“Kalau toh nantinya perbedaan menjadi hal yang tidak bisa dihindari. Wabil khususnya soal politik ke depan, maka sekali lagi, kami mengimbau mari kita jaga persatuan dan kesatuan di atas segalanya,” tegas Hafizh.(jejakrekam)

 

Penulis Ahmad Husaini
Editor Didi GS

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.