Target 179 Ribu Warga Banjarmasin Diimunisasi MR, MUI Jamin Kehalalan Vaksin

0

PEMKOT Banjarmasin menghelat pertemuan advokasi dan sosialisasi imunisasi rutin dan kampanye imunisasi Measles Rubella (MR) yang dihadiri oleh Dinas Kesehatan dan MUI Banjarmasin dalam mendukung tercapainya target cakupan program pencegahan penyakit menular dengan cara memberi vaksin dan menciptakan imun atau resisten terhadap penyakit menuju Banjarmasin Sehat di Aula Kayuh Baimbai, Kamis (28/6/2018).

WALIKOTA Banjarmasin Ibnu Sina mengungkapkan kegiatan tersebut merupakan program nasional untuk kampanye sekaligus imunisasi virus Measles Rubella yang dapat menimbulkan dampak kecacatan bagi kehamilan.

“Dampaknya sangat signifikan, makanya mesti dilakukan imunisasi terlebih dulu. Sehingga dalam proses kehamilan ibu dan bayi dalam keadaan sehat,” kata Ibnu Sina kepada wartawan, usai penandatanganan komitmen bersama menuju Banjarmasin Sehat.

Mantan anggota DPRD Kalsel ini berharap sejak pencanangan imunisasi, maka dilanjutkan dengan kampanye pada Agustus, dan dilanjutkan pada September 2018 di semua sekolah dan tempat publik lainnya. “Berdasar target Banjarmasin menurut UNICEF cukup tinggi sebanyak lebih dari 179 ribu yang disasar untuk diimunisasi,” ucap Ibnu Sina.

Menurut dia, untuk pencapaian ditarget bisa menembus 95 persen, sehingga hasilnya bisa signifikan dalam mewujudkan Indonesia Sehat, Kalsel Sehat bahkan Banjarmasin Sehat 2020. “Walau target ini cukup berat, tapi saya yakin dan percaya bisa terpenuhi,” tegas Ibnu Sina.

Mantan Ketua DPW PKS Kalsel ini mengakui pihaknya  telah melakukan razia kepada anak-anak di car free day hingga dibuatkan posko dalam menyukseskan program imunisasi ini. Sebab, setiap tahunnya, Banjarmasin selalu mendapat target yang lebih besar, dikarenakan sangat mudah diakses.

“Beda misalnya 1.000 orang di Banjarmasin dengan kabupaten lain sangat sulit menjangkaunya. Mudah-mudahan bisa dimaksimalkan program kampanye dan pelaksanaan imunisasi MR ini bisa selesai. Pada Oktober 2018, sesuai dengan target pemerintah menjadikan imunisasi MR sebagai imunisasi rutin,” beber Ibnu Sina.

Terkait isu negatif  imunisasi berbahan organ hewan yang diharamkan Islam seperti babi? Ibnu Sina menegaskan imunisasi sifatnya pencegahan pemberian imun atau daya tahan tubuh memiliki standar yang sudah diujicobakan. Bahkan, pelaksanaannya dilakukan 150 negara dimulai sejak 1970.

“Biasanya, dalam media tanam untuk virus ini telah dilemahkan dan dirasa perlu, termasuk orang yang mau berhaji, sebetulnya juga sempat menjadi perdebatan panjang soal meningitis karena media pembiakannya dianggap dari lemak babi,” katanya.

Namun, Ibnu Sina kembali menegaskan sudah jaminan halal, terlebih lagi kalangan MUI juga terlibat dalam program nasional ini. “Kehadiran MUI ini untuk memastikan segi kehalalan vaksin yang diberikan. Ini untuk menjawab isu-isu negatif yang berkembang selama ini,” tandas Ibnu Sina.

Penegasan juga disuarakan Ketua Bidang Fatwa MUI Banjarmasin Syaifullah Abdussamad. Dia  menjelaskan tentang hukum imunisasi menurut Alquran telah kaitkan dengan ushulfiqh bahwa imunisasi itu adalah halal hukumnya.

“Karena dalam Islam, kalau tidak ada cara lain dan hanya itu yang bisa digunakan, maka itu menjadi halal. Hal itu sudah difatwakan MUI dengan Fatwa Nomor 4 Tahun 2016,”  ucap Syaifullah Abdussamad.

Dosen Fakultas Studi Islam Uniska ini juga membantah bahwa isu tersebut tidak benar. Sebab, menurut dia, masyarakat belum mengetahui proses sebenarnya. “Mereka tidak tahu saja. Imunisasi ini bukan hanya negeri kita tapi sudah 100 lebih negara, termasuk di Mesir, bahkan saya pernah tinggal di Mesir selama 25 tahun, di sana tidak ada yang mempermasalahkan. Yang sering mempermasalahkan itu adalah orang kita saja,” katanya.

Lantas, bagaimana prosesnya sehingga MUI menyatakan halal untuk imunisasi Measles Rubella? Syaifullah menjawab bahwa untuk membuktikan kehalalannya telah diuji Lembaga Pengkajian Pangan Obat-obatan dan Kosmetika, dan dikaji dan diteliti kembali Bidang Fatwa MUI.  “Apabila halal, maka akan diberikan sertifikasi halal,” pungkasnya.(jejakrekam)

 

Penulis Arpawi
Editor DidI GS

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.