Demi Jaga Habibat Bekantan, SBI-Ambapers Tanam Pohon Rambai di Pulau Curiak

0

PULAU Curiak salah satu kawasan alami habitat hewan bekantan di Kalimantan Selatan yang berada di luar wilayah konservasi kera besar berhidung panjang tersebut. Letak Pulau Curiak yang berada di jalur lalu lintas kapal di perairan Sungai Barito, membuat hutan mangrove di kawasan ini, mulai terancam.

PENYEBABNYA tak jarang pulau yang tak jauh dari Pulau Bakut di bawah Jembatan Barito ini, menjadi tempat tambat kapal tongkang dan kayu gelondongan. Hal ini menyebabkan tanaman mangrove mati akibat terlindas. Dampaknya, populasi bekantan di pulau ini mulai berkurang akibat makanan hewan endemik Kalimantan ini, berkurang.

Pada tahun 2016, data dari hasil observasi Yayasan Sahabat Bekantan Indonesia (SBI), di Pulau Curiak terdapat 14 ekor bekantan yang terbagi atas sembilan Individu pada kelompok Alfa dan lima individu di kelompok Sub Alfa-1. Akan tetapi, meski mengalami pertambahan jumlah individu dalam beberapa tahun terakhir, populasi bekantan di Pulau Curiak masih dalam kriteria mengalami penurunan populasi.

Hal ini dikatakan Ketua SBI, Amalia Rejeki, di sela penanaman ratusan bibit pohon rambai di Pulau Curiak besama jajaran PT Ambang Barito Nusapersada (Ambapers), Jumat (23/03) pagi. “Karena itu, kami sangat mengapresiasi jajaran PT Ambapers, sebagai koorperasi yang peduli dengan lingkungan dan juga habitat bekantan,” kata dosen biologi di FKIP Universitas Lambung Mangkurat ini.

Amalia berharap, kepedulian yang dilakukan jajaran perusahaan pengelola alur ambang Sungai Barito dengan menanam ratusan pohon rambai di Pulau Curiak, bisa menjadi motivasi koorperasi lainnya yang ada di Kalsel.

Menurut Amalia, upaya restorasi mangrove termasuk menanam pohon rambai ini, tidak hanya menyelamatkan populasi bekantan. Tapi, juga menyelamatkan masyarakat pesisir Sungai Barito yang sebagian besar nelayan.

“Karena, bila hutan mangrove dibiarkan terus rusak, maka ikan-ikan yang menjadi sumber mata pencaharian masyarakat di sini, juga bakal punah,” kata Amalia.

Sementara itu, Direktur Utama PT Ambapers, Syaiful Adhar mengatakan, aksi sosial kepedulian terhadap lingkungan ini, bagian dari rangkaian peringatan HUT mereka yang ke 14 tahun ini. “Karena usaha yang kami jalanankan di Sungai Barito, maka menjadi keharusan bagi kami untuk punya kepedulian terhadap pelestarian lingkungan di sini,” kata Syaiful.

Diakui dia, kegiatan ini merupakan yang pertama kali mereka lakukan. Karena, bertepatan dengan momen HUT ke 14 ini, menurut Syaiful, perusahaan yang dipimpinnya ingin terus melakukan perubahan. Sehingga ke depan, kegiatan seperti akan terus mereka lakukan. Selain perubahan dalam pengembangan profesionalisme pengelolaan alur ambang Sungai Barito yang kini menjadi satu-satunya tol sungai di Indonesia.

Selain menanam ratusan bibit pohon rambai, PT Ambapers juga membantu pembuatan pos stasiun riset bekantan di Pulau Curiak. Diharapkan penanaman pohon rambai dan pos stasiun riset ini, dapat menyelamatkan populasi bekantan di Kalsel.(jejakrekam)

Penulis Deden
Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.