Ribuan Tabung Didistribusi, Harga Gas Melon Masih Tinggi  

0

SABAN harinya, stasiun pengisian bahan bakar elpiji (SPBE) di Kalsel menyalurkan ribuan tabung LPG bersubsidi ukuran 3 kilogram atau dikenal dengan gas melon. Kendati pasokan berlimpah, masih saja tetap terjadi kelangkaan.

BERDASAR hasil peninjauan lapangan yang dilakukan DPRD Kalsel di SPBE PT Jambo Mutiara Permata (JMP) di Lingkar Selatan Banjarmasin, pasokan gas melon per hari mencapai 40 unit truk untuk para agen dimana satu truk berisi 560 tabung.  Khusus di SPBE JMP ini, melayani 12 agen. Dimana 11 agen mendistribusikan ke Banjarmasin, dan satu agen mendistribusikan ke wilayah Tanah Laut.

Untuk pengisian gas pasca terjadi kelangkaan dalam sepekan ini, sebanyak 40 rit atau 40 armada truk. Sedangkan dalam kondisi normal sebanyak 35 rit atau 35 armada truk dengan kapasitas tangki timbun milik SPBE JMP ini 1.500 ton.  Manajer Operasional SPBE JMP Muhammad Ghani mengatakan pasokan gas LPG  3 kg di SBPE JMP ini 60 metrik ton per hari atau 35 rit armada untuk penyaluran Kota Banjarmasin dan satu armada ke Pelaihari, Kabupaten Tanah Laut.

“Karena dalam seminggu ini kondisi pasokan gas LPG di Kalsel terhambat karena faktor cuaca, maka di SPBE ini yang kondisi normal rata-rata 35 rit per hari, maka setengah bulan ke depan menjadi 40 rit per hari,” jelasnya.

Menurut dia, jika dalam kondisi normal 35 armada per hari atau sekitar 60 metrik ton, kini ditambah 5 rit jadi atau menjadi sekitar 65 metrik ton. Untuk wilayah penyebaran, lanjutnya, sebanyak 34 rit di Banjarmasin dan satu rit ke Pelaihari dengan agen 11 Perseroan Terbatas (PT) asal Banjarmasin dan satu agen dari Pelaihari.   “Karena ada gangguan cuaca selama sepekan, semua SPBE ada peningkatan pasokan, seperti di SPBE Tapin, Barabai dan Kandangan. Sedangkan untuk subsidi di Banjarmasin ada tiga SPBE, yakni di Barito, Borneo, dan JMP,” jelasnya.

Untuk mengatasi kekurangan pasokan saat pengisian gas, kata dia, pihaknya sudah melakukann komunikasi dengan PT Pertamina dan  kabarnya perusahaan plat merah tersebut akan mengoptimalkan kedatangan kapal tangker untuk wilayah Kalsel. “Kemungkinan setengah bulan kedepan normal,” paparnya.

Ketua Komisi II Suwardi Sarlan mengakui kedatangan pihaknya ke salah satu SPBE ini untuk menjawab kerisauan masyarakat atas langkanya pasokan gas LPG 3 kg, ternyata dipicu faktor cuaca hingga menghambat pasokan gas dari Pertamina.  Karena ada keterlambatan dalam sepekan itu, ujar Suwardi, maka pasokannya ditambah guna memenuhi pasokan ke agen, pangkalan dan pengecer.

Agar tidak terulang kondisi seperti ini, imbuh politisi PPP ini pihaknya berharap kepada pemerintah daerah, baik gubernur, walikota dan bupati, agar bikin peraturan bupati atau peraturan walikota, seperti di Tarakan, Kaltim.  “Perbup/Perwali itu untuk mengantisipasi yang tidak berhak mendapatkan jatah gas elpiji 3 kg khususnya bersubsidi,” terangnya.

Sementara itu, Iriansyah salah satu warga di di Jalan Kuripan Banjarmasin mengatakan harga satu tabung LPG ukuran 3 kilogram masih mencapai Rp 35 ribu dan untuk mendapatkannya juga sulit.  “Harga masih mahal dan mendapatkannya juga sulit. Harus keliling dulu baru ada orang yang menjual,” jelasnya.(jejakrekam)

Penulis  : Ipik Gandamana

Editor   :  Fahriza

Foto     :  Harian Analisa

 

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.