Menjemput Rezeki, Perempuan Tua Berjaja Tikar Purun

0

KERAJINAN tangan tikar purun sangat langka di Kalimantan Selatan, khususnya di Kota Banjarmasin. Meski ada, namun hanya di sudut perkotaan, seperti yang disambangi jejakrekam.com, pada Selasa (20/2/2018).

TIKAR purun yang berbahan dari daun memang hanya berada pada iklim di tanah rawa. Terbanyak di wilayah Amuntai dan Kalteng seperti Kapuas dan Palangka Raya, sehingga kerajinan tangan ini dominasi hasil olahan berciri khas Amuntai dan Kalteng.

Di Jalan Pangeran Samudera Banjarmasin, ada seorang penjaja tikar purun bernama Rusminah (67), yang kesehariannya berjualan tikar dari anyaman rerumputan besar di tanah rawa Kalimantan .“Memang tidak banyak laku, urang biasanya beli pada musim tertentu saja. Yang penting cari rezeki dengan berjaja tikar purun pun jadi,” ujar perempuan warga Kuin Selatan Kecamatan Banjarmasin Barat itu kepada jejakrekam.com, Selasa (20/2/2018).

Sambil merapikan dagangannya, Rusminah mengaku berjualan tikar purun sudah 30 tahun, dan mampu menafkahi kehidupan keluarganya walau hanya pas-pasan. “Dulu memang ramai waktu jualan tikar purun, saat ini terlalu sepi. Ya, maklum sekarang ini banyak bahan yang lebih bagus selain tikar purun. Mungkin urang lebih suka beli ambal, ketimbang tikar purun,” katanya.

Begitu pula, kipas tangan purun sekarang sudah jarang dipergunakan orang di rumah sebab banyak kipas angin listrik dan AC. “Itulah kenyataan, kini juga banyak tikar plastik serta berbagai macam jenis tikar,” bebernya. Ia menyakini, tikar purun hanya sebagai pelengkap oleh-oleh khas Banjar saja saat ini, dan kurang diminati lagi.

Jika dihitung dengan pendapatan sehari tidak tentu makanya saya jemput bola menjajakan dagangannya mencari pembeli. “Aku tidak mau mengharap pemberian anak dan keluarga selagi masih bisa berusaha terkecuali tidak bisa berusaha, makanya aku jual beginian,” imbuh Rusminah. (jejakrekam)

Penulis : Sira Awdy

Editor   : Afdi Achmad

Foto    : Sira Awdy

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.