Mentan: Kini Indonesia Bisa Ekspor Jagung-Bawang Merah

0

KEHADIRAN Kerukunan Himpunan Tani Indonesia (HKTI) dinilai Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman, justru turut membantu meringankan tugas dari kementerian yang dipimpinnya. Sebab, dari tugas dan kewenangan Kementerian Pertanian hampir 50 peren hanya berbicara teknis.

“SAYA ingin agar HKTI mengubah paradigma pertanian tradisional yang miskin. Sebab, dulu yang miskin itu rata-rata didominasi para petani. Namun, dengan melakukan terobosan lewat teknologi, riset dan kerjasama dengan perguruan tinggi, para petani sekarang bisa bersinergi dalam meningkatkan produktivitas pertanian,” ujar Mentan Andi Amran Sulaiman dalam sambutannya usai prosesi pelantikan massal jajaran pengurus HKTI se-Kalimantan Selatan di Mahligai Pancasila, Sabtu (10/2/2018).

Doktor ilmu pertanian Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar ini menjelaskan dalam tiga tahun pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla, kini Indonesia sudah bisa swasembada jagung dan bawang merah, yang sebelumnya harus mengimpor dari negara lain. “Kini, kita sudah bisa mengekspor jagung sebanyak 3,6 ton memenuhi permintaan Filipina. Sedangkan, bawang merah hasil produksi pertanian Indonesia telah dipesan oleh 6 negara. Bayangkan, hanya dalam 1,5 tahun, kita sudah bisa mengekspor,” cetus Amran.

Ia memastikan untuk tahun 2018, ekspor bawang merah bisa menembus 300 ribu ton per tahun, naik dibandingkan pada 2017 yang hanya 120 ribu ton per tahun. “Ini merupakan serangan balik dari Indonesia kepada negara lain. Sekarang, harga jagung di tingkat petani sudah mencapai Rp 3.150 per kilogram, dengan harga itu, maka para petani bisa memanfaatkan lahannya secara optimal. Buktinya, lahan pekuburan kini ditanam jagung,” seloroh Amran.

Menurut dia, keberhasilan ini tak terlepas dari kebijakan pemerintah yang tepat, di mana anggaran untuk petani yang terdapat di Kementerian Pertanian hanya 45 persen, bisa dinaikkan menjadi 85 persen. Konkretnya, dana yang sebelumnya Rp 800 miliar, naik menjadi Rp 12 triliun, dengan komposisi 85 persen bagi sektor pertanian dan sisanya untuk belanja rutin.

“Dana itu digunakan untuk membeli bibit, benih, traktor dan lainnya. Sisanya, 15 persen untuk gaji pegawai di Kementerian Pertanian,” ujar Amran. Khusus untuk Kalsel, menteri kelahiran Bone pada 27 April 1968, yakin dengan mahalnya harga jagung tersebut, maka provinsi ini akan ikut berkontribusi dalam peningkatan produktivitas bahan pangan itu.

Sedangkan, Ketua Umum HKTI Pusat Moeldoko  mengaku bangga karena kini para pengurus HKTI justru didominasi kalangan muda. “Semua berasal dari zaman now, sehingga mereka siap bertempur di lapangan untuk membantu para petani. Selama saya memimpin, HKTI harus menjadi mitra strategis bagi pemerintah, jadi apapun kebijakan pemerintah, HKTI harus mendukung,” tandas mantan Panglima TNI ini.(jejakrekam)

Penulis : Asyikin

Editor   : Didi G Sanusi

Foto     : Iman Satria

 

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.