Excavator Hidrolik Mini Disukai Anak-Anak Banjarmasin

0

MESKI Banjarmasin kini mulai tumbuh berbagai taman, seperti Taman Edukasi Banua, Taman Bungas, Taman Ramah Anak Banua Anyar di bawah Jembatan Banua  Anyar, hingga arena permainan modern, ternyata kawasan Siring Tendean tetap menjadi pilihan utama bagi warga kota dan sekitar untuk memanfaatkan libur akhir pekan.

BERBAGAI arena permainan anak-anak kini menghiasi destinasi wisata kota di tepian Sungai Martapura, Banjarmasin itu. Namun, ada yang menarik, mainan berbahan kayu berbentuk excavator mini ternyata digandrungi anak-anak di Banjarmasin.

Wahana mainan edukatif yang mengajarkan bagaimana excavator mini itu bergerak mengeruk, kemudian memindahkannya ke truk mini, menjadi perhatian para pengunjung kawasan Siring Tendean Banjarmasin. Meletakkan arena permainana sederhana ini, Saleh sang penyewa wahana mainan exacavator mini yang didatangkan dari Batang, Jawa Tengah ini, ternyata bisa meraup dalam sehari uang Rp 200 ribu hingga Rp 250 ribu.

Aturannya cukup sederhana, para penyewa terutama anak-anak hanya membayar Rp 10 ribu untuk durasi 15 menit. Dia pun bisa menggerakkan tongkat kendali dari kotak kayu dan mengarahkan excavator mini itu ke truk mini yang disiapkan. Serbuk kayu dipilih Saleh layaknya bahan galian atau tambang yang dikeruk alat berat itu.

“Permainan ini sangat sederhana, karena menggunakan sistem hidrolik. Jadi, tak butuh aki atau aliran listrik untuk menggerakkannya. Cukup diisi air dalam suntikan atau injeksi, lewat jaringan air dalam selang mini, maka excavator mini ini bergerak,” kata Saleh, yang berdomisili di Jalan Achmad Yani Km 4, Banjarmasin kepada jejakrekam.com, Minggu (4/2/2018).

Dengan menyiapkan lapak dari terpal agar serbuk kayu tak berhamburan, Saleh hanya menunggu para penyewa khususnya anak-anak yang dibawa orangtuanya di belakang Rumah Anno 1925 Banjarmasin. Saleh pun mengaku mainannya ramah dan tidak membahayakan anak, karena tak ada aliran listrik untuk menggerakkanya.

“Untuk semua peralatan ini, saya beli dari Batang, Jawa Tengah. Untuk lima unit harganya sekitar Rp 2 juta. Ya, kisaran Rp 800 ribu per unit, itu semua sudah termasuk ongkos kirim ke Banjarmasin. Untuk mainan berbahan kayu lebih awet, dibandingkan fiber harganya lebih mahal namun cepat patah,” kata Saleh.

Dia pun mengungkapkan untuk perawatan mainan edukatif ini tak perlu ribet, apalagi merogoh kocek dalam-dalam. Cukup mengganti selang atau membersihkan, termasuk mengecek suntikan yang terlindung dalam badan excavator mini itu.

“Kalau excavator mini tak bergerak, berarti ada sumbatan hingga mengeluarkan gelembung air. Tinggal ditekan dengan air baru, maka aliran air yang menggerakkan atau sistem hidrolik itu berjalan normal kembali,” papar Saleh.

Sistem hidrolik berhasil digerakkan dengan suntikan bekas dan juga silikon tabung laiknya seperti mesin excavator. Transisi pergerakan melalui tuas analog ke arah vertikal ataupun horizontal terlihat begitu mulus. Ternyata, bukan hanya Saleh yang menyediakan wahana permainan. Ada juga warga Banjarmasin yang memajang mainan sederhana, namun berteknologi kekinian itu.

“Alhamdulillah, antusiasme warga Banjarmasin, khususnya pengunjung Siring Tendean ini sangat tinggi dengan permainan excavator mini,” tandas Saleh.(jejakrekam)

Penulis : Ahmad Husaini

Editor   : Didi G Sanusi

Foto     : Didi GS

 

 

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.