Buka Akses Pulau Bromo, Jembatan Gantung Jadi Pilihan

0

BERADA di wilayah ibukota Provinsi Kalimantan Selatan, namun akses transportasi darat dari Banjarmasin ke Pulau Bromo, Kelurahan Mantuil, Banjarmasin Selatan, belum terkoneksi dengan baik.

TAK hanya titian beton, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Banjarmasin berencana membangun jembatan gantung agar bisa terakses ke Pulau Bromo, yang tengah disiapkan sebagai model kampung air untuk tujuan wisata.

“Sebenarnya pembangunan jembatan ke Pulau Bromo, sebenarnya sudah dimulai sejak 2017. Bahkan, pada tahun lalu, sudah dianggarkan untuk menyusun studi kelayakan dan detail engineering design (DED) untuk pembangunan jembatan gantung ke Pulau Bromo. Namun, sayangnya, proyek itu gagal,” ucap Kepala Dinas PUPR Kota Banjarmasin, Gusti Ridwan Sofyani kepada wartawan di DPRD Banjarmasin, Senin (29/1/2018).

Dia mengungkapkan pada 2017 lalu, untuk studi kelayakan dan DED pembangunan jembatan gantung itu dialokasikan dana Rp 480 juta dari APBD. “Untuk tahun ini, kami kembali menganggarkannya sebesar Rp 600 juta. Semoga saja, tahun ini, banyak yang mengikuti lelang untuk studi kelayakan dan DED jembatan gantung di Pulau Bromo,” tutur Ridwan.

Model jembatan gantung yang diinginkan Dinas PUPR hanya bisa dilewati kendaraan roda dua. Pertimbangannya diakui Ridwan adalah bentang Sungai Barito di kawasan Pulau Bromo yang mencapai 100 meter. “Nah, kalau dibangun jembatan permanen untuk kendaraan roda empat, tentu butuh dana yang besar,” paparnya.

Mengingat kemampuan APBD Banjarmasin yang terbatas, Ridwan mengatakan sedikitnya dibutuhkan dana ratusan miliar untuk membangun jembatan permanen seperti yang adi Sungai Martapura.

“Pemkot Banjarmasin memang serius untuk membuka akses jalur darat ke Pulau Bromo. Apalagi, saat ini, jumlah penduduk di kawasan itu cukup padat. Ini ditambah lagi, rencana Pemkot Banjarmasin untuk menjadikan kawasan Pulau Bromo sebagai destinasi wisata alam,” tandas Ridwan.

Dukungan untuk membuka keterisoliran Pulau Bromo juga disuarakan Ketua Komisi II DPRD Banjarmasin, H Asmat. Legislator PKB ini mengungkapkan dengan adanya jembatan gantung yang terakses dari daratan Kelurahan Mantuil ke Pulau Bromo, tentu akan memudahkan aktivitas masyarakat setempat.

“Apalagi, jarak Pulau Bromo dengan pusat kota itu hanya 3 kilometer, tentu sangat ironis jika kawasan itu tak terakses jalur darat,” ucap Asmat.

Dia menegaskan pentingnya pemerataan pembangunan yang tak boleh hanya terfokus di pusat kota, namun harus menyapa pelosok kampung di Banjarmasin. “Apalagi, Pulau Bromo telah dibidik menjadi kawasan objek wisata alam, tentu perlu akses jalur darat yang baik. Selama ini, daerah itu hanya bisa terakses lewat sungai,” imbuhnya.(jejakrekam)

Penulis : Ahmad Husaini

Editor   : Didi G Sanusi

Foto      : Gondoriole.blogspot.com

 

 

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.