Kemenag Perjuangkan Alokasi Pendidikan bagi Pesantren

0

TRADISI baca kitab kuning tak bisa dipisahkan dari pola pendidikan di pondok pesantren di Indonesia. Untuk itu, Menteri Agama Republik Indonesia Lukman Hakim Saifuddin menegaskan bahwa pesantren merupakan bagian yang tak terpisahkan dari sejarah bangsa.

SAAT membuka Musabaqah Qiraatil Kutub (MQK) Tingkat Nasional Tahun 2017 di Pesantren Roudlotul Mubtadiin, Balekambang, Jepara, Jawa Tengah, Jumat (1/12/2017), Menag Lukman Hakim Saifuddin menegaskan bisa jadi tanpa pesantren, belum tentu negara ini ada.

“Untuk itu,  sudah sepatutnya pemerintah pusat dan daerah membuktikan kepeduliannya membantu pesantren. Kami akan terus meningkatkan alokasi APBN untuk pesantren. APBD juga sudah sepatutnya menyediakan alokasi yang cukup untuk pesantren yang ada di daerahnya masing-masing,” kata menteri asal Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ini.

Menag Lukman Hakim Saifuddin mengingatkan agar pemerintah daerah sudah seharusnya peduli dengan layanan pendidikan di daerahnya, termasuk pesantren dan madrasah diniyah. “Aturan ang membatasi keberpihakan pemda terhadap pesantren dan madrasah diniyah bisa segera dibenahi. Demikian juga pemerintah pusat akan melakukan harmonisasi lintas kementerian dan lembaga guna membangun sinergi dalam meningkatkan kualitas pendidikan,” ucapnya.

Kepala Kanwil Kemenag Prov Kalsel H Noor Fahmi memastikan apa yang menjadi harapan dari Menag Lukman Haki Saifuddin akan segera ditindaklanjuti di daerah.

“Sebagaimana kita ketahui dari hasil rapat beberapa waktu lalu antara Badan Anggaran DPRD Kalsel bersama Tim Anggaran Pemprov Kalsel bahwa 2018 mendatang tak hanya siswa SMA/SMK dan sekolah khusus yang akan menerima dana BOSDA, para siswa di MA pun akan diakomodir dalam APBD Kalsel,” beber Noor Fahmi kepada jejakrekam.com, Sabtu (2/12/2017).

Ia menegaskan bahwa Kemenag akan terus berupaya mengadakan pendekatan dengan Pemprov Kalsel agar semua jenjang pendidikan agama dan keagamaan turut mendapat perhatian. “Tidak hanya madrasah di semua tingkatan yang kita inginkan,  tetapi kita berharap pondok pesantren juga,” ucap Noor Fahmi, usai berfoto bersama dengan Kafilah MQK Kalsel.

Menyinggung kesiapan putra putri terbaik Kalsel pada  MQK Nasional VI 2017, Noor Fahmi mengungkapkan rasa optimismenya bahwa utusan Banua bisa bersaing dengan daerah lain. “Mereka telah melalui seleksi ketat sewaktu MQK Tingkat Provinsi Kalsel. Yang terbaik kita boyong ke Jateng. Insya Allah, mereka dapat berprestasi,” ujarnya.

MQK tidak hanya menggelar kegiatan pokok yaitu mempertandingkan kebolehan dalam membaca kitab yang tidak berbaris (kitab kuning) dan menerjemah serta menerangkannya. Ada sejumlah agenda lainnya yang dihelat  seperti halaqah pimpinan pondok pesantren, sarasehan dan musyawarah MQK, bazaar dan pameran produk pondok  pesantren, diskusi kepesantrenan dan kitab kuning serta pentas seni kaum santri di Rembang, Jawa Tengah.(jejakrekam)

Penulis : Asyikin

Editor    : Didi GS

Foto      : Istimewa

 

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.