Ketua MPR : Kesenjangan Bisa Jadi Bom Waktu di Indonesia

0

KESENJANGAN sosial dan ekonomi yang saat ini terjadi, dinilai merupakan ancaman utama bagi bangsa Indonesia. Buktinya, seluruh rakyat Indonesia hanya menguasai tanah sebanyak 6 persen, sisanya perusahaan besar 30 persen dan konsensi 64 persen.

“ARTINYA, korporat-korporat, perusahaan-perusahaan besar hampir menguasai 85 persen. Itu baru tanah. Apalagi kalau sumber daya alam, tambang dan lain-lain termasuk sumber daya uang,” kata Ketua MPR RI, Zulkifli Hasan saat menyampaikan orasi kebangsaan dalam pembukaan Tanwir II Pemuda Muhammadiyah, di Lapangan Mantikei Palangka Raya, Senin (27/11).

Menurutnya,  jika hal itu tidak segera diatasi, akan menjadi bom waktu. Makanya, masalah kesenjangan itu diakui Zulkifli Hasan sudah secara langsung kepada Prisiden Joko Widodo. Tak hanya kesenjangan, integritas, kemiskinan dan nilai-nilai kebangsaan yang mulai memudar juga menjadi sorotan Ketua Umum DPP Partai Amanat Nasional (PAN) ini.

Begitu juga dengan maraknya korupsi, yang dilakukan sejumlah pejabat publik, menjadi keprihatinan Zulkifli Hasan. Yang menjadi pertanyaan, dikatakan Zulkifli adalah kenapa korupsi seolah ini dibiarkan semakin merajalela.

“Ini terjadi karena kita mulai mengganti sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa diganti menjadi keuangan yang maha kuasa. Apa-apa uang. Mau jadi DPR uang, mau jadi bupati uang, mau jadi kepala desa uang. Orang hebat kalau uangnya banyak, walau hasilnya nyolong, walaupun hasil korupsi. Dimana nilai-nilai sudah memulai memudar. Inilah yang harus kita kembalikan,” ucap mantan Menteri Kehutanan ini.

Zulkifli mengingatkan agar generasi muda zaman sekarang, harus mampu bersaing di.tingkat dunia, bukan hanya berbicara di kancah nasional, agar tidak menjadi “kuli” di negeri sendiri. Dengan syarat harus utama harus mengerti asal muasal termasuk daerah sendiri, untuk mencapai integritas maupun produktivitas.

“Anak-anak muda harus cerdas punya ilmu. Tidak ada pilihan anak-anak.muda harus punya ilmu. Tanpa itu tidak akan punya produktivitas. Tapi tidak hanya cukup ilmu saja. Tetapi juga cekatan dan punya jaringan yang luas yang mendunia. Tidak ada tempat bagi anak muda yang malas,”tuturnya.

“Saya juga berharap pemuda Muhammadiyah menjadi pelopor, menjahit lagi merah putih yang sudah mulai koyak-koyak. Mari.kita kembali lagi merah putih agar utuh, persatuan kita kokoh. NKRI kita kokoh sehingga fokus membangun negeri,”imbuh Zulkifli Hasan.(jejakrekam)

Penulis : Tiva
Editor   : Fahriza
Foto     : Tiva

 

 

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.