Melestarikan Ritual Tolak Bala Arba Mustamir di Tanah Banjar

0

RITUAL tolak bala di akhir hari Rabu di bulan Safar dalam penanggalan hijriyah, menjadi tradisi yang hingga ini masih dilestarikan. Tradisi yang merujuk pada Kanzun Najah wasSurur, dan dikenal dengan Arba Mustamir atau Rabu Terakhir  Safar dijalankan warga Banjar, khususnya di Banjarmasin dan Martapura, serta daerah lainnya.

APALAGI pada Selasa (14/11/2017) dan menjelang Rabu (15/11/2017) menjadi hari Arba terakhir dalam bulan Safar atau 28 Safar 1439 Hijriyah menjelang kedatangan bulan Maulid atau Rabiul Awwal. Mirip Basafa di Sumatera Barat, di Banjarmasin dan Martapura dilangsungkan Arba Mustamir agar terhindari dari segala malapetaka, bencana, penyakit atau wabah yang tidak diinginkan selama setahun ke depan.

Terhitung Arba Mustamir adalah dimulai sejak terbenamnya matahari pada hari Selasa (14/11/2017)  hingga tenggelam matahari pada hari Rabu (15/11/2017) bertepatan dengan 28 Safar 1439 H). Rencananya, ritual Arba Mustamir akan berlangsung di Rumah H Umar, Keliling Benteng Ulu,Martapura Barat pada Rabu (15/11/2017), pukul 08.00 pagi hingga selesai.

HM Rosehan Noor Bachri mengakui tradisi Arba Mustamir masih tetap dijaga warga Banjarmasin, Martapura dan sekitarnya.  Anggota DPRD Kalsel mengungkapkan ritual tolak bala biasanya diawali dengan shalat sunat Dhuha berjamaah. Kemudian dilanjutkan dengan membaca  asma Allah, yakni Ya Basith sebanyak 10 kali, membaca astaghfirullah lil mukminin wal mukminat, sebanyak 10 kali. Selanjutnya membaca doa khusus sebanyak tujuh kali.

“Doa yang dibaca adalah Subhanallahi mil almizan wa muntaha ilmi wa mabladzarridha wa jinatal arsy. Walhamdulillahi mil almizan wa muntaha ilmi wa mabladzarridha wa jinatal arsy. Wa la ilaha ilallahu mil almizan wa muntaha ilmi wa mabladzarridha wa jinatal arsy. Wallahu akbar mil almizan wa muntaha ilmi wa mabladzarridha wa jinatal arsy,” tuturnya kepada jejakrekam.com.

Mantan Wagub Kalsel ini juga mengungkapkan ada pula yang melengkapi ‘peribadatan’ Arba Mustamirnya dengan membaca surah Yaa Siin dengan tata cara yang berbeda. Yaitu, ketika sampai pada ayat 58 yang berbunyi salaamun qaulam mir rabbir rahiim, dibaca sebanyak 313 kali, barulah dilanjutkan ke ayat berikutnya sampai selesai. “Acara juga diisi tausyiah dan maulid bersama Al-Fata Banjarmasin,” kata Rosehan.

“Bagi sebagian umat Islam yang bernaung di bawah majelis taklim tertentu, pembacaan surah Yaa Siin dengan tata cara berbeda ini, juga dilakukan pada hari-hari biasa. Namun , pada ayat 58 yang berbunyi salaamun qaulam mir rabbir rahiim, hanya dibaca sebanyak tiga kali saja,” tandasnya.(jejakrekam)

Penulis : Ahmad Husaini

Editor   : Didi G Sanusi

Foto     : Istimewa

 

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.