NU Kalsel Songsong Pemilihan Ketua Tanfidziyah yang Baru

0

MASA khidmat Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Kalimantan Selatan segera berakhir pada Desember 2017 mendatang. Untuk itu, ormas Islam terbesar di Indonesia tengah menyiapkan Konferensi Wilayah (Konferwil) NU Kalsel berlangsung di Gedung Dakwah NU, Jalan Achmad Yani Km 12,5 Gambut, Kabupaten Banjar pada 22 Desember 2017 mendatang.

KETUA PWNU Kalsel HM Syarbani Haira mengungkapkan telah menyiapkan panitia pelaksana Konferwil NU Kalsel, termasuk menjaring figur-figur yang akan menjadi pimpinan ormas Islam di Kalsel. “Sebagai mandataris ketua tanfidziyah, tentu menjadi tanggungjawab saya untuk menyiapkan konferwil. Sesuai Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga NU, saya akan membuat laporan kegiatan PWNU Kalsel selama masa khidmat 2012-2017,” ujar HM Syarbani Haira kepada jejakrekam.com, Senin (6/11/2017).

Pengelola Universitas Nahdlatul Ulama Kalimantan Selatan (UNUKASE) ini menegaskan masalah kandidat ketua tanfidziyah terserah para pemilik suara, khususnya para pengurus cabang-cabang NU di Kalsel. “Mereka yang akan memilih, siapa yang nanti mendapat amanah dan harus diterima. Jika belum, harus legowo karena sudah menjadi aturan baku di NU,” tegas Syarbani.

Mengapa Anda tak maju dalam Konferwil NU Kalsel 2017? Mantan dosen UIN Antasari Banjarmasin ini menegaskan telah memimpin NU selama 10 tahun lebih. “Bahwa ada aturan yang membolehkan mencalonkan diri kembali, namun saya memilih berhenti. Kenapa? Supaya ada proses regenerasi dan wajah NU tetap semangat pada periode ke depan,” kata Syarbani.

Dia juga beralasan jika terlalu lama memimpin NU Kalsel, tentu akan berakibat buruk dan kurang baik serta dipastikan akan ada kejenuhan. “Itu sebabnya, dalam teori kepemimpinan, regenerasi selalu dianjurkan. Alasan ketiga adalah, untuk memunculkan tokoh-tokoh baru di NU,” ujar Syarbani.

Menurut dia, jika nantinya komposisi pengurus di dewan tanfidziyah, rais syuriah, sekretaris dan bendahara tetap sama, tentu bukan sebuah ideal dalam organisasi. “Harus ada wajah baru di NU. Saya yakin, setiap wajah baru pasti ada ide baru bagi perkembangan NU di Kalsel,” katanya.

Syarbani menegaskan hingga kini tak ada yang digadang-gadang sebagai pengganti dirinya. Dia mengacu pada pengalaman sebelumnya ketika ketua lama menggandeng seseorang justru memicu konflik di tubuh NU. “Ini tentu tidak baik. Bayangkan, gara-gara konflik seperti itu, warga NU memilih tidak bertegur sapa. Bahkan ada yang terbawa wafat, tentu hal itu buruk sekali,” tuturnya.

Untuk itu, Syarbani berpesan agar para pemilik suara khususnya pengurus PCNU di Kalsel memberi dukungan kepada figur yang bisa membawa amanah, dan ketika terpilih dalam Konferwil NU Kalsel 2017 harus didukung sepenuhnya, siapa pun orangnya.

“Tugas Ketua PWNU Kalsel ke depan lebih berat. Ada beberapa hal yang harus segera dituntaskan, seperti menyelesaikan aset-aset NU yang terbengkalai, termasuk di Jalan Hasanuddin HM Banjarmasin. Kedua, mengkonsolidasikan jami’iyah NU sebagai pengawal NKRI. Termasuk, tentu memperkuat NU sendiri, serta infrastruktur NU khususnya lembaga pendidikan seperti Ma’arif, tempat ibadah dan sebagainya,” tandas Syarbani.(jejakrekam)

Penulis : Didi GS

Editor   : Didi G Sanusi

Foto      : Didi GS

 

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.