Bangun Dermaga untuk Menggeliatkan Pasar Selasa

0

PASAR di tepian sungai menjadi pilihan Desa Tatah Layap, Kecamatan Tatah Makmur, Kabupaten Banjar. Untuk menopang dan menggeliatkan roda perekonomian itu, pembangunan dermaga klotok dan jukung untuk tempat berkumpulnya para pedagang yang memasarkan hasil bumi segera digenjot pemerintahan Desa Tata Layap.

KEPALA Desa Tatah Layap, Iswan mengungkapkan pasar mingguan yang beroperasi di desa itu berlangsung tiap hari Selasa. “Makanya, kami segera membangun dermaga untuk Pasar Selasa, sehingga para pedagang yang membawa hasil bumi dengan jukung dan klotok bisa merapat dengan nyaman,” kata Iswan kepada jejakrekam.com, Jumat (26/5/2017).

Ia menilai selama ini Pasar Selasa menjadi roda penggerak perekonomian Desa Tatah Layap dan sekitarnya, sehingga keberadaan dermaga yang representatif sangat dibutuhkan. “Para pedagang banyak berkumpul di Pasar Selasa, terutama dari desa-desa tetangga yang masih menggunakan sarana transportasi sungai seperti klotok dan jukung,” ucap Iswan.

Hasil bumi yang dijual di Pasar Selasa itu berupa buah-buahan, sayuran serta ikan air tawar. “Selama ini, akses transportasi menjadi pilihan utama warga Desa Tatah Layap dan desa-desa sekitarnya,” ujarnya.

Menurutnya, memang ada jalur untuk menuju Pasar Selasa, bisa lewat jalur sungai dan darat. Namun, beber Iswan, dengan membangun dermaga tentu pelestarian moda transportasi sungai bisa terjaga, apalagi selama ini sungai di kawasan Kecamatan Tatah Makmur hidup. “Air sungai juga menjadi drainase alam dan mengatur sirkulasi air terutama ke areal persawahan di desa,” ujar Iswan lagi.

Rencana pembangunan dermaga klotok berbahan kayu Ulin itu akan direalisasikan dalam tahun anggaran 2017 ini yang bersumber dari dana desa. Diakui Iswan, potensi Pasar Selasa sama dengan  pasar tradisional yang lainnya. Namun, pasar tradisional Selasa masih memiliki akses sungai yang masih bisa dilihat hingga sekarang. “Kalau dahulu, pasar tradisional itu identik dengan sungai dikarenakan pedagangnya mayoritas menggunakan sarana sungai. Kini, seiring majunya transportasi yang praktis, orang mulai meninggalkan transportasi sungai,” tuturnya.(jejakrekam)

Penulis  : Muji Setiawan

Editor    : Didi G Sanusi

Foto       : Muji Setiawan

 

 

 

 

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.