PN Tanjung Gelar Simulasi Huru-Hara Demi Raih Akreditasi

0

INSIDEN kaburnya tahanan Kejaksaan Negeri Tanjung, usai mengikuti proses persidangan di Pengadilan Negeri Tanjung, beberapa waktu lalu menjadi pelajaran berharga bagi aparat keamanan. Untuk itu, simulasi pengamanan kantor pengadil yang terletak di Jalan Jenderal Sudirman Nomor 18, Tanjung, Kabupaten Tabalong ini beberapa waktu lalu.

SIMULASI dengan suasana yang mencekam sengaja diciptakan aparat Polres Tabalong dan jajarannya. Massa yang menghendaki agar tahanan itu dibebaskan melakukan aksi anarkis dengan membakar ban bekas di depan PN Tanjung. Sementara, aparat kepolisian dan kejaksaan dari Kejari Tanjung tampak sigap mengamankan tahanan yang menjadi objek sasaran massa, saat hendak disidang majelis hakim. Layaknya peristiwa sungguhan, atraksi ini memang cukup menegangkan. Sebab, para polisi yang memerankan massa yang mengamuk, juga merambat ke ruang sidang di PN Tanjung.

“Simulasi pengamanan ini dimaksudkan jika kemungkinan terjadi rusuh di persidangan. Kami memang tak menginginkan hal itu benar-benar terjadi,” kata Ketua PN Tanjung, Putu Gede Hariadi kepada jejakrekam.com, Jumat (12/5/2017).

Menurutnya, skenario yang dimainkan oleh Polres Tabalong cukup apik, karena ketika situasi sudah tak kondusif, pihak pengadilan bisa langsung meminta bantuan kepolisian untuk mengamankan tempat. “Ya, kerusuhan di pengadilan bisa terjadi karena dipicu adanya ketidakpuasan keluarga terdakwa maupun keluarga korban terkait putusan pengadilan atas terdakwa. Mereka akhirnya melampiaskannya dengan mengamuk dan marah,” kata mantan hakim PN Denpasar, Bali ini.

Gede mengaku yang dikhawatirkan itu adalah ketika massa dalam jumlah besar, sehingga bisa mengakibatkan adanya tindakan anarkis. Dengan simulasi huru-hara itu, Gede mengatakan ke depan jika akan digelar simulasi bencana, khuusnya bencana kebakaran di PN Tanjung. “Kami akan bekerjasama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) serta relawan pemadaman kebakaran di Kota Tanjung. Ini semua untuk mengantisipasi hal-hal yang tak diinginkan seperti terbakarnya berkas-berkas penting. Upaya ini untuk melatih tindakan cepat untuk menyelamatkan berkas-berkas penting,” tutur Gede.

Ia mengakui dengan adanya simulasi itu menjadi salah satu  syarat agar PN Tanjung bisa terakreditasi. “Saat ini, PN Tanjung masih non akreditasi. Jika setujui, nantinya akan berubah menjadi terakreditasi,” tandasnya.(jejakrekam)

Penulis  : Hery Yusminda

Editor    : Didi G Sanusi

Foto       : Hery Yusminda

 

 

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.