Memprihatinkan, Ada 8 Pedagang Kuliner Baiman Sudah ‘Bangkrut’

0

DIRESMIKAN dengan meriah pada Rabu (25/4/2017), ternyata para pedagang kaki lima (PKL) yang direlokasi di kawasan kuliner Baiman (Barasih wan Nyaman) di Jalan Lingkar Dalam, dekat flyover Gatot Subroto Banjarmasin, hanya mampu bertahan tiga bulan lebih. Faktanya, dari 68 pedagang yang menempati kios kuliner itu, akhirnya 8 pedagang dinyatakan ‘bangkrut’.

MENGAPA ‘bangkrut’? Kuat dugaan karena sepinya pembeli hingga membuat para pedagang itu akhirnya gulung tikar, tak mampu lagi berjualan dengan biaya operasional plus ongkos produksi yang cukup mahal. Ini ditambah kawasan itu cukup jauh terakses dari pusat keramaian di ibukota Provinsi Kalimantan Selatan.

Kosongnya 8 kios yang ada di kawasan kuliner Baiman itu diakui Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kota Banjarmasin, drh H Priyo Eko saat dikonfirmasi wartawan di Balai Kota Banjarmasin, Selasa (18/4/2017).  “Memang, ada delapan pedagang yang tutup, karena kalah bersaing dan berebut pembeli.  Persaingan dalam dunia usaha itu biasa, dan ada yang dikalahkan. Yang pasti, kami sudah semaksimal mungkin untuk melakukan pembinan kepada para pedagang agar mampu bertahan semaksimal mungkin,” ujar Priyo Eko.

Ia mengaku prihatin dengan tutupnya warung para pedagang kuliner di kawasan kuliner Baiman tersebut. “Apa boleh buat, mereka memang kalah bersaing. Bayangkan saja, semua PKl yang ada di sepanjang Jalan Achmad Yani Km 1 hingga 6 itu dikumpulkan di sana, tentu persaingan akan semakin ketat,” ucap Priyo Eko.

Adanya 8 pedagang yang gulung tikar itu sudah dilaporkan ke Walikota Banjarmasin Ibnu Sina. Ia mengaku meminta pendapat sang walikota, apakah petak kios itu akan diserahkan ke pedagang lain untuk memperluas tempat dagangan, atau dicarikan pedagang pengganti. “Semua menunggu keputusan Walikota Banjarmasin,” kata Priyo Eko.

Mengenai tumbuhnya para PKL yang berjualan di seputar kawasan kuliner Baiman, Priyo Eko malah menilai hal yang wajar. Sebab, menurut dia, setiap ada pusat keramaian, tentu para PKL akan mencari peluang usaha. “Itu hak mereka, kami tak bisa melarang,” tandasnya.(jejakrekam)

Penulis   : Didi G Sanusi

Editor    :  Didi G Sanusi

Foto       :  Iman Satria

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.