Musik Campur Sari Pererat Warga Perantau asal Ponorogo

0

BANJARMASIN menjadi kota yang hetrogen dengan beragam latar belakang etnis dan budaya. Ibukota Provinsi Kalimantan Selatan ini menjelma menjadi kota yang ramah dengan berbagai paguyuban atau kerukunan etnis tertentu dan mudah mengekspresikan diri dengan budaya khasnya.

SEPERTI yang dilakoni Paguyuban Tali Warga Rukun Ponorogo di Banjarmasin yang memperingati hari ulang tahunnya ke-5 dengan menyuguhkan musik campur sari di eks Kantor Gubernur Kalsel di Jalan Jenderal Sudirman, Banjarmasin, Minggu (9/4/2017).

“Sebetulnya, Paguyuban Tali Warga Rukun Ponorogo ini sudah terbentuk sejak 20 tahun. Namun, karena ada perubahan dalam struktur organisasi, baru ulang tahun yang ke-5 ini kami peringati,” ujar Ketua Paguyuban Tali Warga Rukun Ponorogo Banjarmasin, Yanto kepada jejakrekam.com.

Dengan suguhan lagu campur sari budaya manunggal dan gending Jawa yang atraktif, 37 kepala keluarga (KK) Ponorogo, Jawa Timur pun mendengangkan tembang-tembang khas Jawa dan menghibur warga perantauan ini di Banjarmasin.

“Bukan hanya warga Ponorogo yang hadir, tapi paguyuban lainnya juga turut hadir. Tujuannya agar terus terjalin silaturahmi antar paguyuban,” ucap Yanto. Dengan menempatkan Sekretariat Paguyuban Warga Rukun Ponorogo di Jalan Rawa Sari Ujung, Gang Rawa Bening RT 7 Nomor 8 Banjarmasin, Yanto berharap warga Jawa Timur umumnya, khususnya Ponorogo bisa saling bertukar informasi dan tetap menjaga tradisi leluhur.

“Terpenting adalah warga perantau asal Ponorogo bisa menjadi tali silaturahmi dengan baik, khususnya sesama warga Kalimantan Selatan agar tetap harmonis. Bagaimana pun prinsip di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung tetap harus diutamakan,” imbuh Yanto.(jejakrekam)

Penulis   : Asyikin

Editor     : Didi G Sanusi

Foto        : Asyikin

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.