Panggung Terbuka Taman Budaya Diusulkan Bernama Bakhtiar Sanderta

0

BUMI Antasari begitu harum bukan hanya karena perjuangan sang pahlawan ini dalam melawan penjajah Belanda, tapi juga banyak seniman budayawan yang berkiprah di tingkat lokal, regional, maupun nasional yang mengharumkan nama Provinsi Kalimantan Selatan.

MESKI tiap tahun, Pemprov Kalsel telah mengapresiasi hadiah seni dan anugerah budaya kepada seniman dan budayawan atas loyalitas, dedikasi, prestasi dan reputasinya, toh di mata seniman dan budayawan Banjar, YS Agus Suseno justru penghargaan berupa sertifikat dan uang pembinaan sangat relatif minim bahkan tidak cukup.

“Ingat, atas prakarsa almarhum Drs Jarkasi MPd, Prof DR H Djantera Kawi, akademisi dan rekan sejawat, gedung pertemuan di FKIP Universitas Lambung Mangkurat (ULM) diberi nama Aula Amir Hasan Bondan. Mengapa nama beliau disematkan, karena Amir Hasan Bondan dikenal sebagai budayawan sekaligus penulis buku Suluh Sejarah Kalimantan yang menjadi rujukan atau referensi dalam penulisan sejarah Banua,” tutur YS Agus Suseno kepada jejakrekam.com, Minggu (19/3/2017).

Namun, beber Agus Suseno, hingga kini tak ada nama jalan yang ada di Provinsi Kalimantan Selatan yang tak menggunakan nama tokoh seniman dan budayawan. Nah, sehubungan dengan diresmikannya penggunaan panggung terbuka yang dibiayai APBN 2016 di UPTD Taman Budaya Provinsi Kalsel di Banjarmasin, Agus Suseno menyerukan agar Gubernur H Sahbirin Noor lebih baik menanamkan Panggung Terbuka Bakhtiar Sanderta.

Mengapa harus Bakhtiar Sanderta? Penyair Banjar ini mengatakan Bakhtiar Sanderta merupakan Kepala UPTD Taman Budaya Provinsi Kalimantan Selatan (1985-1995), serta seniman budayawan Bumi Antasari yang pertama menerima penghargaan sebagai “Maestro Seni Tradisi” dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada  2007. Penghargaan ini diberikan kepada Bakhtiar Sanderta atas dedikasi prestasi dan reputasinya dalam memelihara, membina, mengembangkan dan mewariskan teater tradisi Mamanda dan Wayang Gung.
“Semasa menjabat, almarhum Bakhtiar Sanderta yang memberi nama Gedung Balairung Sari, Gedung Warga Sari, Bengkel Lukis Sholihin, Bengkel Tari Gumilang Kaca, Bengkel Gamelan Sari Gani, Bengkel Sastra dan Teater Karantika, di areal UPTD Taman Budaya Provinsi Kalimantan Selatan,” tutur Agus Suseno.

Nah, menurut dia, harapan para seniman, budayawan dan praktisi seni ini disampaikan ke Gubenur Kalsel H Sahbirin Noor agar menghargai karya dan warisan budaya tokoh-tokoh Banua yang telah tiada.(jejakrekam)

Penulis   : Didi GS

Foto       :  Taman di Tanah Banjar

 

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.