DI ATAS lahan seluas 400 ribu hektare yang terdapat di 9 kabupaten di Provinsi Kalimantan Selatan telah terhampar perkebunan kelapa sawit. Saking pesatnya perkebunan tumbuhan industri penghasil minyak goreng, minyak industri dan bahan bakar biodesel itu sudah menjadi jamak di Banua.
KETUA Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Kalimantan Selatan, Totok Dewanto mengakui ada luas lahan 400 hektare yang ada di 9 kabupaten mencakup Kotabaru, Tanah Bumbu, Tanah Laut, Hulu Sungai Selatan (HSS), Tapin, Hulu Sungai Utara (HSU), Tabalong, Balangan, dan Barito Kuala (Batola) telah dikembangkan perkebunan tumbuhan yang puaknya berasal dari Benua Afrika itu.
“Perkembangan perkebunan sawit yang ada di 9 kabupaten itu telah memberi dampak positif bagi daerah. Ya, seperti terciptanya lapangan kerja, menunjang pertumbuhan perekonomian masyarakat dan daerah pada umumnya,” ujar Totok Dewanto, usai memberi kuliah umum di Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Banjarmasin, Selasa (7/3/2017).
Bahkan, menurut dia, produksi kelapa sawit yang ada di Kalsel cukup melimpah, sehingga mampu merambah pasar nasional dan internasional. Totok menepis adanya kampanye bohong soal dampak negatif dari perkebunan kelapa sawit terhadap kondisi lingkungan hidup. “Faktanya di lapangan, justru tak demikian. Itu akibat adanya kampanye-kampanye negatif soal keberadaan perkebunan sawit,” ujar Totok.
Sedangkan, Public Relation Departemen Head PT Astra Agro Lestari Tbk Topan Mahdi mengungkapkan informasi dampak negatif dari perkebunan sawit memang sangat gencar dan massif, hingga menembus kalangan intelektual seperti kampus dan sekolah “Makanya, kami berdiskusi soal itu dengan para mahasiswa dan akademisi, tentu untuk menghadang kampanye negatif soal dampak perkebunan sawit bagi lingkungan,” cetus Topan Mahdi.
Ia mengklaim dampak positif dengan adanya perkebunan sawit justru lebih besar bagi masyarakat, seperti perusahaan bisa menggandeng masyarakat untuk membangun kemitraan dengan perkebunan plasma, sehingga bisa menciptakan petani mandiri dengan penghasilan yang menjanjikan. “Sektor perkebunan sawit itu melebih sektor perkebunan lainnya dalam menciptakan kesejahteraan bagi masyarakat,” kata Topan.
Lagi-lagi, Topan menegaskan tantangan bagi perkebunan kelapa sawit adalah soal pembakaran lahan untuk membersihkan lahan atau memberangus hama, serta kerusakan lingkungan yang selalu dituduhkan. “Bayangkan, secara akal sehat, apa mau perusahaan membakar kekayaannya? Hal itu tidak bisa dibuktikan secara ilmiah,” tandasnya.(jejakrekam)
Sumber : Antara
Foto : Varia.com