Program Acara Televisi Sampah Tantangan Penerapan Revolusi Mental

0

SURVEI indeks kualitas program siaran televisi periode Maret-April 2015 yang dirilis Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) dari 810 respon di 9 kota di Indonesia, mendapat hasil yang cukup mencengangkan. Mengapa, program televise itu hanya sedikit yang berkualitas, dan lebih banyak tidak berkualitas alias sampah.

DARI data KPI dirilis acara televisi yang favorit namun tidak berkualitas seperti sinetron Emak Ijah Pengen ke Mekkah, Sinema Pintu Tobat, 7 Manusia Harimau, variety show Pesbukers, Duo Pedang hingga Late Night Show.

“Dari sini saja, sudah jelas bahwa banyak program televisi swasta yang hanya mengejar rating, tapi melupakan asas pendidikan bagi para pemirsa yang beragam. Untuk menyiasati itu, sudah saatnya pemerintah pusat menerapkan program televisi berbayar,” ujar pemerhati masalah sosial di Banjarmasin, Anang Rosadi Adenansi, Minggu (5/3/2017).

Menurutnya, sentralisasi siaran tanpa sensor justru menyuguhkan sesuatu yang tidak mendidik alias program acara sampah betebaran di layar kaca. “Ini sungguh memiriskan, jika semua program acara itu justru ditelan mentah-mentah semua kalangan tanpa terkecuali. Jadi, kebaikan yang lahir dari program televisi itu justru hanya mengejar demi meraup potensi iklan yang besar,”  tutur mantan anggota DPRD Kalsle ini.

Sebab, kata Anang Rosadi, banyak program acara televisi yang justru menumbuhsuburkan menggibah, fitnah dan lainnya yang tersuguh begitu saja, tanpa ada filter dari lembaga berkompeten. “Oleh karena itu, program televisi berbayar sudah seharusnya diterapkan. Saya sarankan agar pemerintah daerah berani bersuara ke pemerintah pusat. Ya, jika memungkinkan perlu diacak acara-acara buruk yang tidak mendidik dan merusak tatanan pola pikir masyarakat,” kata putra tokoh pers Kalsel, Anang Adenansi ini.

Menurutnya, saat ini tantangan semacam ini harus dijawab Puan Maharani selaku Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia harus mencermatinya fenomena semacam itu. “Puan Maharani selaku komandan program Revolusi Mental ala Joko Widodo itu sudah sepatutnya berada di garda terdepan. Sebab, program acara televisi semacam itu justru akan mengganggu perkembangan kehidupan berbangsa dan bernegara,” imbuhnya.(jejakrekam)

Penulis   : Didi GS

Ilustrasi  : Malesbanget.com

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.