Buka Prodi Baru, STIE Indonesia Ingin Naik Kelas Jadi Institut

0

PERSAINGAN perguruan tinggi swasta di Kalimantan Selatan, cukup tinggi. Hal ini ditandai dengan hadirnya beberapa perguruan tinggi baru di Banua, seperti Universitas Muhammadiyah Banjarmasin (UMB), Universitas Nahdlatul Ulama Kalsel (UNUKASE), serta perguruan tinggi lainnya.

BAGAIMANA perguruan tinggi swasta yang ada untuk menyiasati di tengah banyaknya varian bagi lulusan SMA sederajat, ditambah lagi lesunya perekonomian nasional? Ketua STIE Indonesia Drs Jumirin Asyikin MSi Ak CA mengatakan, meski saat ini kondisi ekonomi lesu namun tidak berdampak terhadap penerimaan mahasiswa baru di STIE Indonesia Banjarmasin.

Sebab, menurut dia, STIE Indonesia sudah bekerjasama dengan sejumlah sekolah yang siap langsung masuk terdaftar ke kampus yang berletak di Jalan Brigjen H Hasan Basri tersebut.

“STIE Indonesia konsisten dengan program studi (prodi) yang ditawarkan. Bahkan, angka penerimaan mahasiswa setiap tahun sekitar 300-an. Kami harus mampu menghadapi tantangan global untuk meraih pasar kampus,” kata Jumirin Asyikin di Banjarmasin, Kamis (23/2/2017).

Dia menyebutkan, standar perkuliahan sangat memuaskan dengan ISO 9001:2008, bahkan kini akan segera mencapai ISO 9001:2015. “Hanya STIE Indonesia yang mempelopori dengan mutu lebih baik dalam pelayanan dan sumber daya manusia (SDAM),” tuturnya.

Masih menurut Jumirin, wawasan keilmuan dosen terus digalakkan, dan kebijakan kampus terkait akreditasi sangat baik. “STIE Indonesia telah melakukan akreditasi terbaik untuk mencapai A, dan sekarang masih akreditasi B,” bebernya.

Untuk membenahi dan memperbaiki manajemen,  Jumirin mengatakan STIE Indonesia menggunakan sistem online yang terpantau di Pendidikan Tinggi secara nasional.

Kini, STIE Indonesia memilik 6 dosen bergelar doktor dan 12 dosen yang masih studi S-3 yang diperkirakan dalam beberapa tahun lagi selesai. “Para dosen selalu diikutkan dalam penelitian dan pengabdian masyarakat setiap kegiatan baik internal dan eksternal. Total dosen mencapai 33 orang terdiri berstatus PNS dan yayasan,” katanya.

Ini mengingat dibutuhkan kompotensi dosen harus sangat luar biasa, yang dikeluarkan melalui sertifikasi keahlian. STIE Indonesia telah memiliki prodi S-1 Akutansi dan S-1 Managemen, S-2 Magister Manajemen, dengan mahasiswa sekitar 1.000 orang.

Terkait maraknya perguruan tinggi yang membuka prodi sama, Jumirin memastikan pihaknya mampu melakukan persaingan, dengan keras meraih pasar. Walau ,masih ada kesan bahwa kuliah di STIE Indonesia mahal, Jumirin langsung menepisnya. Ia mengatakan biaya kuliah standar dan tidak mahal yang diterapkan di kampusnya.

“Semua mahasiswa diasuransikan, dilengkapi dengan modul, dan semua kelengkapan lainnya,”cetus Jumirin.

Ke depan, lanjut Jumirin, STIE Indonesia akan menjadi institut, karena itu dalam jangka pendek, akan membuka prodi baru, minimal 5 hingga 8 (program studi).

“Dana proyeksi untuk pendirian institut minimal 1 prodi mencapai Rp 5 miliar, tentu harus ada garansi rekening giro. Minimal harus ada 6 dosen bergelar doktor setiap program studi. Dan, kami diarahkan kepada prodi eksakta sebagai tambahan,” imbuhnya.(jejakrekam)

Penulis : Afdi NR

Foto      : STIE Indonesia

 

 

 

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.