Tak Berlistrik, Jalan Berlumpur, Murung Binjai Seperti Terisolir

0

LENGKAP sudah ‘penderitaan’ warga Murung Binjai, di Desa Kusambi Hulu, Kecamatan Lampihong. Jika warga desa lainnya di Kabupaten Balangan menikmati aliran listrik dari Perusaan Listrik Negara (PLN) dan PDAM, warga desa ini sepertinya belum merasakan derap pembangunan yang tengah digiatkan pemerintah daerah.

DARI bebeberapa desa yang ada di kabupaten pemakaran Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) ini, mungkin inilah wilayah yang belum teraliri kebutuhan vital era sekarang. Kondisi ini makin diperparah dengan akses desa yang memprihatinkan, ketika musim hujan, jalan tanah merah itu bak kubangan lumpur.

Padahal, di Murung Binjai ini sedikitnya terdapat 32 kepala keluarga (KK), dan hanya berjarak 6 kilometer dari desa induk. Terisolir dan jauh dari kata telah menikmati kue pembangunan. “Akses jalan yang rusak, listrik tak ada tak ada. Padahal, kami sangat membutuhkan hal itu,” ujar Jailani, tokoh masyarakat Murung Binjai ini, Rabu (1/2/2017).

Terkepung jalan berlumpur, dan kerap mengancam keselamatan penggunanya, Jailani mengatakan bagi warga Murung Binjai yang ingin berobat ke puskesmas Desa Kusambi, atau ke kota, terpaksa harus menjual hasil pertanian.  “Kami merasa seperti terisolir. Ya, karena mobil tak bisa memasuki kawasan ini. Hanya naik sepeda motor, itupun harus ekstra hati-hati karena jalan rusak. Apalagi, seperti sekarang musim hujan, jalan tenggelam dan tak bisa dilewati,” tutur salah satu ketua rukun tetangga (RT) Murung Binjai.

Nah, jika kedua fasilitas yang kini digalakkan dalam program pembangunan daerah seperti listrik dan jalan, tak segera diperhatikan pemerintah daerah, maka Jailani dan warga lainnya merasa seperti terasingkan. Bahkan, mereka hanya bisa memandang beragam fasilitas yang sudah dinikmati warga desa lainnya di Kabupaten Balangan.

“Kami sudah menyuarakan kondisi jalan di Murung Binjai ini kepada Pemkab Balangan,” sahut anggota DPRD Balangan, Sahmadi. Ia mengakui pada 2016 lalu, telah ada pengerasan jalan diberikan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Balangan, hanya saja panjang jalannya sangat terbatas.

“Akses ke Murung Binjai ini harus menjadi prioritas. Sebab, warga setempat merasa kesulitan untuk keluar dan masuk kawasan itu,” kata anggota Komisi III DPRD Balangan ini.

Dia menyebut warga Murung Binjai benar-benar butuh perjuangan yang melelahkan untuk keluar dari kawasan itu. “Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, akses sekolah, dan berobat, sungguh susah keluar dari desa itu. Ini ditambah kalau di malam hari gelap, karena tak kunjung ada aliran listrik yang dipasang di sana,” ucap Sahmadi.

Jadilah, warga Murung Binjai ini hanya mengandalkan lampu teplok. Mungkin, ada beberapa warga desa yang memasang lampu tenaga surya, atau listrik berasal dari mesin genset.

“Sedangkan, daya tahan lampu tenaga surya itu hanya bertahan 2-3 jam pada malam. Ya, karena program bantuan pemerintah daerah tahun 2012 itu, kondisi panel dan lampu listrik tenaga surya sudah tidak kondisi terbaik. Akibatnya, energi listrik yang dihasilkan seadanya,” tuturnya.(jejakrekam)

Penulis : Sugianoor

Editor   : Didi GS

Foto     : Sugianoor

 

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.